Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, Senin (19/2) mengkritik penundaan yang “tidak dapat diterima” oleh Hungaria, dalam meratifikasi penerimaan Swedia sebagai anggota NATO, di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang sudah hampir berlangsung selama tiga tahun.
Ratifikasi Hungaria adalah penghalang terakhir bagi keanggotaan negara di kawaan Laut Utara (Nordik) ini, di mana Swedia berupaya meraihnya setelah konflik di Ukraina meletus.
“Ini tidak dapat diterima, tidak hanya dari sudut pandang saya, bahwa satu negara dapat menghalangi negara lain, khususnya dalam konteks perang Rusia dan Ukraina,” kata Tusk kepada para jurnalis ketika dia menerima rekannya dari Swedia, Ulf Kristersson di Warsawa.
Meskipun pada prinsipnya mendukung, Hungaria masih memperpanjang proses masuknya Swedia ke NATO dengan meminta negara itu berhenti “menjelek-jelekkan” pemerintah Hungaria, yang dituduh oleh para kritikus sebagai ototiter.
Meski begitu pada Sabtu, PM Hungaria Viktor Orban mengatakan bahwa dia dan perdana menteri Swedia telah “mengambil langkah penting dengan tujuan membangun kembali rasa saling percaya.”
Orban juga mengatakan bahwa “perselisihan dengan Swedia sudah bergerak menuju penyelesaian” dan bahwa Hungaria “pasti” akan meratifikasi masuknya Swedia ke NATO.
Ditanya tentang pernyataan itu, Kristersson mengatakan pada Senin, bahwa Orban lebih cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut.
“Saya tidak tahu secara khusus apa yang dia maksudkan dengan itu. Saya berpikir dengan sederhana bahwa ada kehendak yang kuat untuk memfinalisasi proses masuk ke NATO,” kata Kristersson.
Otoritas Swedia berulangkali menolak untuk menggelar pembicaraan dengan Hungaria terkait ratifikasi tersebut, meskipun Orban mengundang PM Swedia untuk “bernegosiasi” terkait akses masuk NATO.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Swedia mengumumkan lamaran mereka untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, bersamaan waktunya dengan Finlandia, yang telah menjadi anggota ke-31 organisasi tersebut pada April 2023. [ns/lt]