Kebun Binatang Surabaya memiliki anggota baru setelah seekor anak gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) lahir pada 22 Juli lalu. Bayi gajah berjenis kelamin jantan ini lahir normal dan sehat, dengan berat badan 122 kilogram, tinggi badan 88 sentimeter, serta lingkar dada 118 sentimeter.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) Chairul Anwar, Selasa (30/7), mengatakan, kelahiran baru satwa Kebun Binatang Surabaya ini disyukuri sebagai keberhasilan manajemen bersama dokter dan perawat satwa, dalam membiakkan satwa dilindungi ini. Tim dokter telah ditugasi untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan satwa yang masih berusia seminggu ini, dengan pemberian nutrisi dan memastikan kebersihan lingkungan tempat tinggal satwa.
“Kita bentuk tim untuk dokter pendamping, dari mulai terkait dengan pengasuhan, dari nutrisinya, dari kesehatannya, karena Dumbo ini sekarang masih mengkonsumsi susu, susu induknya dibantu dengan susu bantuan tambahan, suplemen,” kata Chairul Anwar.
Your browser doesn’t support HTML5
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur, Nandang Prihadi mengatakan, keberhasilan Kebun Binatang Surabaya dalam membiakkan sejumlah satwa seperti gajah, diharapkan mampu memicu lembaga konservasi lain untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan satwa.
“Kita apresiasi, bahwa KBS bisa berhasil mengembangbiakkan gajah Sumatera yang memang termasuk satwa dilindungi, Appendix 1. Mudah-mudahan ke depan ini bisa menjadi trigger, termasuk dalam program untuk pertukaran dengan kebun binatang lain, untuk menjaga kemurnian genetiknya,” kata Nandang Prihadi.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menamai bayi gajah berjenis kelamin jantan ini Dumbo. TGajah Sumatera koleksi Kebun Binatang Surabaya saat ini berjumlah enam ekor, dua di antaranya lahir di Kebun Binatang Surabaya.
Tri Rismaharini mengatakan, keberhasilan pembiakan beberapa jenis satwa di Kebun Binatang Surabaya, menjadikan kebun binatang berusia 103 tahun ini dilirik negara lain untuk program tukar menukar satwa.
“KB Surabaya ini berhasil untuk breeding, misalkan komodo. Nah, komodo ini kemarin sudah ada satu permintaan dari Korea kalau tidak salah, untuk itu (pertukaran) ke pemerintah pusat, karena kalau komodo, kalau tidak salah izinnya dari Presiden. Nah, juga ada jalak Bali, yang teman-teman KBS ini pintar (membiakkan), kemudian bekantan. Bahkan kemarin pemerintah Kalsel itu meminta bekantan dari kami, padahal itu (Kalsel) asalnya bekantan. Ini lagi kita kaji karena binatang itu kalau keluar harus persetujuan Presiden, yang langka itu,” kata Tri Rismaharini.
Meski berhasil dalam pembiakan satwa, Kebun Binatang Surabaya juga memiliki persoalan terkait beberapa jenis satwa koleksinya yang tidak memiliki pasangan. Risma menegaskan siap berbicara dengan sejumlah kota di Afrika, untuk bekerja sama dalam program tukar menukar satwa untuk mencarikan pasangan satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya. Perbaikan kandang serta sarana prasarana lainnya terus dilakukan, agar kebun binatang ini siap menerima satwa dari luar.
“Kita akan siapkan untuk bagaimana kita mendapatkan pasangannya. Tidak apa-apa kalau misalkan nanti saya harus berkomunikasi dengan misalkan dari Afrika, kota-kota di Afrika, saya akan coba untuk berkomunikasi supaya yang jomblo ini bisa dapat pasangannya. Kita akan tata (kandang satwa) untuk itu (gajah), apalagi nanti 'kan kalau ada zebra datang, jerapah datang, itu kan kita harus siapkan,” kata Tri Rismaharini. [pr/uh]