Permintaan itu mencakup bahwa Rusia menolak keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer NATO dan meminta NATO menarik kembali persenjataan yang ditempatkan di dekat Rusia.
Adu pernyataan itu gagal meredakan ketegangan terkait pengerahan lebih dari 100.000 tentara Rusia di sepanjang perbatasan timur Ukraina, meskipun Rusia telah membantah pihaknya berniat untuk menyerang bekas republik Soviet itu.
Putin, dalam komentar publik pertamanya tentang kebuntuan dengan Barat atas Ukraina yang telah berlangsung lebih dari sebulan, mengatakan dalam jumpa pers bahwa Kremlin masih mempelajari tanggapan Amerika dan NATO terhadap tuntutan keamanan Rusia yang diterima minggu lalu.
Barat telah menolak untuk mengesampingkan keanggotaan Ukraina di NATO, dengan mengatakan tidak ada negara manapun di luar NATO yang memiliki hak veto atas negara mana yang berhak bergabung ke dalam aliansi militer pimpinan Amerika yang dibentuk setelah Perang Dunia II itu.
BACA JUGA: NATO Kirim Pasukan dan Pesawat Tempur ke Eropa Timur untuk Hadapi Ancaman Rusia“Sudah jelas sekarang ... bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan,” kata Putin kepada para wartawan.
Namun, dia juga mengatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk merundingkan diakhirinya kebuntuan jika kepentingan semua pihak, termasuk masalah keamanan Rusia, diperhitungkan, lapor kantor berita Associated Press (AP).
“Saya berharap pada akhirnya kami akan menemukan solusi, meskipun kami menyadari bahwa itu tidak akan mudah,” kata Putin, menurut AP.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menekankan “komitmen” AS pada Ukraina dalam pembicaraan via telepon Selasa (2/1) dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, kata Departemen Luar Negeri AS.
Blinken mendesak Rusia segera melakukan de-eskalasi dengan menarik pasukannya dari sepanjang sisi timur Ukraina. [lt/rs]