Mantan penyidik kecelakaan pesawat TWA pada 1996 di AS meminta kasus tersebut dibuka lagi karena ada bukti baru.
Enam mantan penyidik meminta pemerintah Amerika agar membuka kembali penyidikan terhadap kecelakaan pesawat TWA 800 yang terjadi pada 1996. Pesawat itu jatuh tidak lama setelah lepas landas dari New York City, menewaskan ke-230 orang di dalamnya.
Para penyidik tersebut mengajukan petisi kepada Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB). Menurut mereka, bukti radar dan forensik menunjuk ke ledakan bagian luar yang meluluhlantakkan jet itu, bukan akibat adanya arus pendek dalam tangki bahan bakar seperti disimpulkan penyidik resmi.
NTSB sedang mempertimbangkan permintaan membuka lagi kasus tersebut, tetapi menyatakan penyidikan itu berlangsung empat tahun dan merupakan salah satu penyidikan paling menyeluruh yang pernah dilakukan.
TWA penerbangan 800 meledak di atas Long Island, New York tanggal 17 Juli 1996 begitu lepas landas dari bandar udara John F. Kennedy menuju Paris.
Sejumlah saksi mata mengatakan mereka melihat seberkas cahaya beberapa detik sebelum ledakan terjadi, sehingga beberapa pakar berspekulasi ada rudal atau roket yang menghantam pesawat tersebut.
Para penyidik tersebut mengajukan petisi kepada Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB). Menurut mereka, bukti radar dan forensik menunjuk ke ledakan bagian luar yang meluluhlantakkan jet itu, bukan akibat adanya arus pendek dalam tangki bahan bakar seperti disimpulkan penyidik resmi.
NTSB sedang mempertimbangkan permintaan membuka lagi kasus tersebut, tetapi menyatakan penyidikan itu berlangsung empat tahun dan merupakan salah satu penyidikan paling menyeluruh yang pernah dilakukan.
TWA penerbangan 800 meledak di atas Long Island, New York tanggal 17 Juli 1996 begitu lepas landas dari bandar udara John F. Kennedy menuju Paris.
Sejumlah saksi mata mengatakan mereka melihat seberkas cahaya beberapa detik sebelum ledakan terjadi, sehingga beberapa pakar berspekulasi ada rudal atau roket yang menghantam pesawat tersebut.