Kemunculan kembali COVID-19 yang meningkat kasusnya di China telah mendorong pihak berwenang meningkatkan langkah-langkah untuk menanggulangi wabah. Ini memicu kekhawatiran di kalangan warga ibu kota, Beijing, sementara lebih banyak lagi tes dilakukan pada hari Senin (7/11).
China mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa negara tersebut akan mempertahankan pendekatan “pembersihan dinamis” terhadap kasus-kasus COVID-19 begitu mereka muncul. Ini tidak memberi banyak indikasi bahwa China akan melonggarkan strategi nol-COVIDnya yang telah berlaku selama pandemi hampir tiga tahun ini.
Warga Beijing Chang Jiang (45), mengatakan, ia pernah memiliki lima perusahaan, tetapi sekarang hanya dua yang tersisa di ibu kota. Warga Beijing lainnya mengatakan kekasihnya telah tiga kali membatalkan rencana untuk mengunjunginya dalam setahun ini karena pembatasan terkait COVID.
China pada hari Senin melaporkan 5.496 kasus penularan COVID-19 lokal baru, yang tertinggi sejak 2 Mei, ketika Shanghai, kota terbesar di negara itu dikenai lockdown di tengah perebakan terburuk wabah di sana.
Saham China menguat pekan lalu dengan kenaikan mingguan terbesar dalam kurun dua tahun lebih, karena para investor memasukkan satu triliun dolar ke pasar dengan harapan akan membuka kembali ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Tetapi otoritas kesehatan China memadamkan spekulasi itu pada hari Sabtu dengan menegaskan bahwa mereka akan tetap mempertahankan kebijakan nol COVID yang ketat. [uh/ab]