Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Henry Kissinger hari Selasa (27/6) mengingatkan keterasingan Rusia dari negara-negara tetangganya di Barat, tetapi mengatakan bahwa ia yakin Presiden Vladimir Putin akan berupaya keras membangun kerjasama dengan negara-negara di perbatasannya.
Selama karir diplomatiknya, tokoh berusia 94 tahun itu mendukung kebijakan “détente” – atau meredam permusuhan dan ketegangan antar negara – dengan Uni Soviet, membuka hubungan dengan Tiongkok dan membantu merundingkan Kesepakatan Perdamaian Paris yang membantu mengakhiri keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Kissinger juga terlibat dalam perundingan dengan Suriah untuk menghentikan pertempuran yang terjadi pasca perang antara Mesir dan Israel tahun 1973.
Berbicara dalam “Margaret Thatcher Conference on Security” di London, Kissinger memperkirakan terus terjadinya gesekan dengan Rusia terkait Ukraina dan Suriah. Rusia – yang mendukung rejim Presiden Bashar Al Assad – hari Selasa menolak klaim Amerika bahwa negaranya sedang mempersiapkan serangan senjata kimia. Amerika tidak menunjukkan bukti yang mendukung klaim tersebut.
“Rusia telah berubah ada yang mengganggapnya penjamin keamanan namun ada pula yang menganggapnya ancaman dikalangan negara-negara tetangganya,” ujar Kissinger dalam pidato utamanya, dan menambahkan bahwa pandangan Putin tentang politik internasional mengingatkannya pada otoriterianisme nasionalis Eropa tahun 1930an. “Rusia ingin diterima oleh Eropa dan malahan mempengaruhinya,” tambahnya.
Kissinger juga mengingatkan bahwa kekacauan politik yang menyelimuti Inggris, Amerika, Rusia, India dan Tiongkok bisa menjadi
pijakan untuk menciptakan tatanan dunia baru. Ditambahkannya, tanpa pemikiran strategis, dua skenario yang bisa terjadi dalam hubungan Amerika-Tiongkok adalah : berulangnya konfrontasi atau evolusi bersama yang bersumber pada “kesadaran akan pentingya untuk mencegah konflik.”
Meskipun Kissinger pernah dianugerahi Nobel Perdamaian Tahun 1973, karirnya diwarnai dengan sejumlah kontroversi termasuk keterlibatannya dalam kampanye pemboman Amerika di Kamboja, Laos dan Vietnam; dukungan pada kediktatoran militer Pakistan pada tahun 1970 untuk menghadapi apa yang kini dikenal sebagai Bangladesh; dan keterlibatan Amerika dalam kudeta untuk menggulingkan Presiden Chile Salvador Allende tahun 1973. [em/jm]