Kekerasan di Afghanistan Batasi Akses Anak ke Kesehatan dan Pendidikan

Anak-anak pengungsi Afghanistan berdiri di depan tenda mereka di kamp penampungan pengungsi di pinggiran kota Herat, 20 Januari 2015 (Foto: dok/ REUTERS/ Mohammad Shoib)

Laporan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan UNICEF mengungkapkan kegiatan-kegiatan terkait kekerasan tahun lalu menewaskan 31 petugas medis dan personil di sektor pendidikan, melukai 58 lainnya.

PBB memperingatkan, Senin (18/4), bahwa intensitas serangan yang meningkat dan penyalahgunaan fasilitas medis dan pendidikan oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik Afghanistan telah mengurangi ketersediaan layanan kesehatan dan akses bagi anak-anak ke layanan-layanan penting dalam tiga tahun terakhir.

Laporan baru yang disusun oleh Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan UNICEF mengungkapkan kegiatan-kegiatan terkait kekerasan tahun lalu menewaskan 31 petugas medis dan personil di sektor pendidikan, melukai 58 lainnya, sementara 115 diculik. Data ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding insiden-insiden yang tercatat pada tahun 2014.

Sebuah pernyataan yang dirilis di Kabul mengutip ketua UNAMA Nicholas Haysom yang mengatakan temuan-temuan dalam laporan itu sangat memprihatinkan. Menurutnya sungguh tidak bisa diterima bahwa guru, dokter dan perawat menjadi sasaran kekerasan dan ancaman, dan bahwa sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas medis disalahgunakan dan diserang.

Haysom menyerukan agar semua pihak mengambil langkah-langkah untuk melindungi layanan-layanan pendidikan dan kesehatan di Afghanistan.

PBB merilis laporan itu sementara pertempuran telah meningkat di berbagai penjuru Afghanistan dan ada laporan-laporan yang menyebutkan bahwa pasukan keamanan Afghanistan telah menduduki sekolah-sekolah di propinsi Helmand untuk digunakan sebagai pangkalan dalam usaha memerangi pemberontak Taliban. [ab/as]