Menteri Dalam Negeri Ekuador mengatakan orang-orang bersenjata telah menyerang sekelompok orang di kota pesisir Guayaquil, menewaskan delapan orang dan melukai delapan lainnya. Peristiwa tersebut merupakan insiden terbaru dari rangkaian aksi kekerasan yang berlangsung di negara Amerika Selatan tersebut.
Sekitar pukul 19.00 waktu setempat pada hari Sabtu (30/3), orang-orang bersenjata tiba dengan sebuah kendaraan di sebuah kawasan permukiman di selatan. Mereka lalu menembaki sekelompok orang, menewaskan dua di antaranya.
Pihak kementerian itu mengatakan kepada media bahwa enam orang lainnya kemudian meninggal di sebuah pusat kesehatan karena “luka yang serius.”
BACA JUGA: Kerusuhan di Penjara Ekuador, Tiga Tewas, Empat TerlukaTidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas insiden itu. Ekuador pernah dianggap sebagai benteng perdamaian di Amerika Latin, tetapi negara itu mengalami lonjakan serangan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Januari lalu, Presiden Ekuador Daniel Noboa mendeklarasikan status gawat darurat yang memperbolehkan operasi permanen pasukan keamanan yang terdiri atas polisi dan militer. Sebagai tambahan, jam malam selama lima jam diberlakukan di tempat-tempat dengan insiden tertinggi seperti Guayaquil.
Ekuador telah melewati tingkat kematian akibat kekerasan dengan rasio 40 korban tewas dalam setiap 100.000 penduduk pada akhir tahun 2023. Menurut kepolisian setempat, angka tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di wilayah itu. [ti/ka]