Kekerasan mewarnai hari pelaksanaan pemilu di Pakistan, menewaskan sedikitnya 16 orang.
Para peserta pemilihan umum Pakistan memberikan suara mereka pada pemilu pertama yang akan menunjukkan peralihan pemerintah sipil ke penerusnya setelah menunaikan satu masa jabatan penuh.
Saat rakyat Pakistan memberikan suara mereka dalam pemilu legislatif untuk memilih 272 wakil yang akan duduk di Majelis Nasional, ledakan bom mengguncang Karachi, menewaskan sedikitnya 10 orang. Serangan itu terjadi di sebuah kantor kampanye politik Partai Nasional Awami, salah satu partai yang ditarget Taliban dalam serangan-serangan terkait pemilu.
Aksi penembakan di propinsi Baluchistan mengakibatkan empat orang lainnya tewas.
Meski demikian, mengingat luar biasa banyaknya pemilih yang memberikan suara mereka di TPS-TPS di berbagai penjuru negara itu, jumlah serangan itu terbilang relatif sedikit.
Lebih dari 100 orang tewas dan banyak lainnya yang luka-luka sejak akhir April akibat serangan-serangan semacam itu, sementara Taliban berupaya mengacaukan pemilu. Para anggota Taliban telah memperingatkan tentang serangan-serangan bunuh diri pada hari pemilihan.
Politisi dan mantan atlet kriket Pakistan Imran Khan memimpin partai PTI dan menantang dua partai yang telah lama mendominasi politik Pakistan. Tetapi Khan, yang populer di kalangan pemilih berusia muda, jatuh pada pekan ini dan kini berbaring di rumah sakit, tidak mampu hadir untuk berkampanye.
Mantan perdana menteri Nawaz Sharif memimpin Liga Muslim Pakistan, yang diperkirakan meraih suara mayoritas sementara para kandidat bersaing memperebutkan 272 kursi di Majelis Nasional.
Jajak pendapat umum menunjukkan bahwa Partai Rakyat Pakistan (PPP) ketinggalan di belakang dua pesaingnya. Anggota paling terkemuka PPP adalah Presiden Asif Ali Zardari, suami mendiang mantan perdana menteri Benazir Bhutto.
Mereka yang berhasil meraih kursi dalam pemilu hari Sabtu akan memimpin negara yang mengalami pemadaman listrik berkala, ekonomi yang buruk, pemberontakan Taliban dan korupsi politik.
Saat rakyat Pakistan memberikan suara mereka dalam pemilu legislatif untuk memilih 272 wakil yang akan duduk di Majelis Nasional, ledakan bom mengguncang Karachi, menewaskan sedikitnya 10 orang. Serangan itu terjadi di sebuah kantor kampanye politik Partai Nasional Awami, salah satu partai yang ditarget Taliban dalam serangan-serangan terkait pemilu.
Aksi penembakan di propinsi Baluchistan mengakibatkan empat orang lainnya tewas.
Meski demikian, mengingat luar biasa banyaknya pemilih yang memberikan suara mereka di TPS-TPS di berbagai penjuru negara itu, jumlah serangan itu terbilang relatif sedikit.
Lebih dari 100 orang tewas dan banyak lainnya yang luka-luka sejak akhir April akibat serangan-serangan semacam itu, sementara Taliban berupaya mengacaukan pemilu. Para anggota Taliban telah memperingatkan tentang serangan-serangan bunuh diri pada hari pemilihan.
Politisi dan mantan atlet kriket Pakistan Imran Khan memimpin partai PTI dan menantang dua partai yang telah lama mendominasi politik Pakistan. Tetapi Khan, yang populer di kalangan pemilih berusia muda, jatuh pada pekan ini dan kini berbaring di rumah sakit, tidak mampu hadir untuk berkampanye.
Mantan perdana menteri Nawaz Sharif memimpin Liga Muslim Pakistan, yang diperkirakan meraih suara mayoritas sementara para kandidat bersaing memperebutkan 272 kursi di Majelis Nasional.
Jajak pendapat umum menunjukkan bahwa Partai Rakyat Pakistan (PPP) ketinggalan di belakang dua pesaingnya. Anggota paling terkemuka PPP adalah Presiden Asif Ali Zardari, suami mendiang mantan perdana menteri Benazir Bhutto.
Mereka yang berhasil meraih kursi dalam pemilu hari Sabtu akan memimpin negara yang mengalami pemadaman listrik berkala, ekonomi yang buruk, pemberontakan Taliban dan korupsi politik.