Kekhawatiran Serangan Teroris di Eropa Meningkat pada Liburan Natal

Serangan bom di Roma menimbulkan kekhawatiran akan serangan teroris susulan di Eropa menjelang Natal dan tahun baru.

Ini menyusul serangkaian insiden di berbagai negara di Eropa, termasuk bom yang meledak di beberapa kedutaan besar di Roma.

Kekhawatiran akan serangan teroris di Eropa telah meningkat pada musim liburan ini menyusul serangkaian insiden di berbagai negara di Eropa, termasuk bom berbentuk bingkisan yang meledak di beberapa kedutaan besar di Roma.

Dua orang terluka ketika bom tersebut meledak di Kedutaan Besar Swiss dan Chili di Roma. Polisi Italia memeriksa kedubes-kedubes lain sementara walikota Roma memperingatkan apa yang disebutnya ‘gelombang terorisme.’

Bom berbentuk bingkisan itu ditemukan hanya dua hari setelah polisi di ibukota Italia tersebut menemukan paket mencurigakan di dalam gerbong kereta bawah tanah. Pihak berwenang kemudian mengatakan bom tersebut palsu.

Polisi Inggris saat melakukan operasi penangkapan para tersangka teroris.

Di Inggris, polisi menangkap puluhan orang hari Senin di negara yang melakukan operasi anti-teror terbesar dalam dua tahun. Dan seminggu sebelumnya, Swedia terhindar dari upaya pemboman bunuh diri yang sepertinya menargetkan orang-orang yang sedang berbelanja menjelang Natal.

Insiden-insiden semacam itu telah mengkhawatirkan warga Eropa musim liburan ini dan menandai tahun di mana banyak negara di Eropa meningkatkan pengamanan mereka karena khawatir akan serangan militan Muslim.

Tetapi pakar keamanan yang berkantor di Inggris Bob Ayers tidak yakin tahun 2010 merupakan tahun yang berbahaya.
“Yang kami temukan adalah upaya intelijen dan anti-teror yang semakin baik. Hasilnya, terjadi lebih banyak penangkapan, seperti apa yang kita lihat di Inggris. Tetapi saya yakin musim liburan ini adalah musim yang berbahaya tahun ini,” kata Ayers.

Hari Natal tahun 2009 ditandai dengan upaya pemboman pesawat oleh seorang warga Nigeria, yang mencoba meledakkan bahan peledak plastik yang disembunyikan di dalam pakaian dalamnya selama penerbangan dari Amsterdam ke Amerika.

Tetapi ketika pihak berwenang meningkatkan keamanan di bandara-bandara dan di tempat-tempat lainnya, Ayers mengatakan calon-calon teroris merencanakan metode baru.
Ayers menambahkan, “Para teroris tidak bodoh. Mereka mempelajari proses dan prosedur keamanan dan mereka mencari tahu cara mengakalinya.”

Eropa pernah menjadi sasaran teroris. Pemboman kereta di Madrid menewaskan 191 orang tahun 2004. Pemboman kereta bawah tanah di London setahun kemudian menewaskan lebih dari 52 orang. Penduduk di kedua kota itu ketakutan, namun tetap melanjutkan hidup mereka.