Kekhawatiran tentang Penyebaran Global Virus Zika Meningkat

  • Lisa Schlein

Walikota Soledad Joao Herrera (kiri) memberikan paket kesehatan dalam kampanye mengatasi penyebaran virus Zika di Soledad dekat Barranquilla, Kolombia, 1 Februari 2016.

WHO memperingatkan kemungkinan meningkatnya microcephaly atau gangguan syaraf pada bayi yang mungkin ada kaitannya dengan virus Zika. Peringatan itu ditujukan kepada Afrika, Asia serta kawasan lain dunia yang tidak memiliki sarana untuk mengatasi penyakit tersebut.

WHO memperingatkan meningkatnya kasus microcephaly serta gangguan syaraf lain di Brazil akhir-akhir ini membuat kesehatan masyarakat dalam keadaan darurat dan menjadi perhatian internasional karena kaitan kuat penyakit itu dengan virus Zika.

Menurut WHO kasus microcephaly pada bayi baru lahir di Brazil melonjak mendekati 4200 antara Oktober dan Januari, naik sepuluh kali dari tahun-tahun sebelumnya. Gangguan syaraf yang lain dari biasa ini sekarang menjalar ke 25 negara di Amerika Latin.

Meskipun microcephaly tergolong kondisi yang jarang, WHO khawatir penyakit ini bisa menjalar ke kawasan lain di dunia yang penduduknya mungkin tidak kebal terhadap virus Zika.

Direktur Kesehatan Ibu WHO, Anthony Costello menjelaskan, nyamuk yang membawa virus Zika itu terdapat di seluruh Afrika, bagian-bagian Eropa selatan dan banyak bagian Asia terutama Asia Tenggara. Menurutnya microcephaly bukanlah penyakit yang mengancam jiwa seperti Ebola. Tetapi komplikasi dari anak yang mempunyai otak yang lain dari biasa kecil, bisa menimbulkan dampak membinasakan pada keluarga.

Costello mengatakan, "Mempunyai anak dengan microcephaly, jumlahnya naik sepuluh kali dan kemungkinan menjalar bukan saja di Amerika Latin tetapi juga ke Afrika, Asia dengan angka kelahiran yang tinggi di dunia, kami pikir adalah soal kesehatan masyarakat dan merupakan darurat internasional. Sarana yang ada untuk mendeteksi dan melacak virus maupun penyakit yang jarang ini mendesak perlu dikerahkan."

Untuk itu WHO telah membentuk SATGAS TANGGAP GLOBAL beranggotakan pakardari berbagai keahlian di markas besarnya dan juga di kantor-kantor regionalnya. Dr Costello mengatakan satgas akan menggunakan pelajaran yang dipetik dari krisis Ebola.

WHO dikritik tajam karena terlalu lambat menanggapi epidemi Ebola di Afrika barat. Pada waktu WHO menetapkan Ebola sebagai darurat kesehatan publik global virusnya sudah tidak dapat dikuasai dan membunuh ribuan korbannya. Tanggapan cepat WHO terhadap perebakan virus Zika adalah supaya tidak dituduh lengah lagi. [al]