Pertumbuhan kelas menengah Asia memicu permintaan akan biji-bijian, terutama makanan berbasis gandum. Peningkatan permintaan ini merupakan konsekuensi perubahan dalam selera dan pola makan dalam segmen ekonomi Asia ini dan merupakan anugerah bagi para eksportir gandum seperti Australia dan Amerika Serikat.
Analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa permintaan untuk makanan berbasis gandum ini akan terus berlanjut dalam tahun-tahun mendatang, memberikan tantangan bagi industri makanan global.
Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), atau kelompok negara-negara kaya, mengatakan pada 2030, dua pertiga kelas menengah global, atau 3,3 miliar orang, akan tinggal di Asia, dengan porsi terbanyak di China dari hanya 1,8 miliar saat ini.
Perubahan-perubahan besar telah terjadi dalam industri makanan. Pendapatan lebih tinggi menawarkan kelas menengah yang meningkat pilihan-pilihan yang lebih banyak daripada makanan tradisional seperti nasi. Dan peningkatan permintaan akan makanan berbasis gandum terjadi seiring stagnannya permintaan atas nasi per kapita.
Greg Harvey, warga Australia yang merupakan direktur pengelola pabrik tepung Singapura, Interfour Group, mengatakan prospek untuk produk makanan berbasis gandum dan biji-bijian positif di seluruh Asia.
Perubahan dalam pola konsumsi terlihat jelas di mal dan pasar swalayan. Nick Reitmeier, wakil presiden grup Central Food Retail di Thailand, mengatakan perubahan-perubahan dalam selera terlihat jelas di tengah meningkatnya permintaan akan "makanan Barat."
"Roti adalah salah satu faktor kunci. Kita menjual banyak sekali roti adonan masam sekarang. Ada permintaan besar akan tepung dan adonan roti, " ujarnya.
Perkiraan terakhir dari International Grains Council (IGC) adalah bahwa produksi gandum global akan meningkat menjadi 719 ton metrik pada 2014-2015.
Australia adalah eksportir teratas untuk gandum ke Asia, dengan kompetisi dari Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Laut Hitam, termasuk Turki dan Ukraina.
Saat ini di Asia, pasta menguasai porsi terbesar dari pasar tepung giling, terutama di wilayah-wilayah seperti Indonesia, namun roti merupakan segmen yang tumbuh paling pesat.