Anera, kelompok bantuan berbasis di Amerika, melaporkan bahwa serangan udara Israel pada Kamis (29/8) terhadap konvoi bantuan yang membawa makanan dan bahan bakar ke rumah sakit Gaza menewaskan empat warga Palestina. Israel mengklaim bahwa korban-korban tersebut adalah "penyerang bersenjata," tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Menurut pernyataan kelompok bantuan pada Jumat (30/8), keempat warga Palestina tersebut berada di kendaraan terdepan konvoi bantuan Anera yang menuju Rumah Sakit Bulan Sabit Merah Emirat di Rafah, Gaza selatan.
Setelah konvoi meninggalkan persimpangan Kerem Shalom yang dikuasai Israel dan menuju Gaza, Anera mengatakan bahwa empat warga Palestina dari komunitas tersebut "mengambil alih kendaraan terdepan karena mengkhawatiran keamanan dan risiko perampokan di rute tersebut.”
Organisasi tersebut mengatakan, "Pihak berwenang Israel menuduh bahwa mobil terdepan membawa banyak senjata. Namun, setiap laporan awal dari lokasi kejadian menunjukkan bahwa tidak ada senjata yang ditemukan."
Menurut Anera, rencana yang disetujui dengan otoritas Israel mengharuskan adanya penjaga keamanan tak bersenjata dalam konvoi tersebut. Keempat orang tersebut belum diperiksa atau dikoordinasikan dengan otoritas Israel. Namun, konvoi tidak menganggap mereka sebagai ancaman.
Anera menyatakan bahwa tidak ada peringatan atau komunikasi sebelum serangan udara Israel, dan tidak ada staf Anera yang terluka. Setelah kematian keempat orang tersebut, anggota konvoi lainnya melanjutkan pengiriman bantuan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh beberapa media, Pasukan Pertahanan Israel mengatakan: "Sejumlah penyerang bersenjata menguasai kendaraan di depan konvoi... dan mulai memimpinnya."
"Setelah pengambilalihan dan verifikasi lebih lanjut bahwa serangan yang akurat pada kendaraan penyerang bersenjata dapat dilakukan, serangan tersebut dilancarkan," kata IDF.
BACA JUGA: Serangan Udara Israel Hantam Tepi Barat pada Penyerbuan Hari KetigaMiliter Israel dan Kedutaan Besar Israel di Washington tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Organisasi bantuan dan kemanusiaan telah menjadi sasaran serangan sebelumnya dalam perang Israel di Gaza. Pada April, tiga serangan Israel menghantam konvoi kendaraan bantuan, mengakibatkan kematian tujuh staf World Central Kitchen. Minggu ini, Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa salah satu kendaraannya terkena 10 peluru di dekat pos pemeriksaan militer Israel.
Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dimulai pada 7 Oktober, ketika kelompok Islam Palestina Hamas menyerang Israel. Serangan itu mengakibatkan 1.200 kematian dan sekitar 250 sandera, menurut laporan dari Israel.
Serangan Israel berikutnya terhadap wilayah yang dikuasai Hamas menyebabkan lebih dari 40.000 kematian di kalangan warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat. Hampir seluruh penduduk Gaza, yang berjumlah 2,3 juta orang, mengungsi, dan daerah tersebut mengalami krisis kelaparan. Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang dengan tegas dibantah oleh pihaknya. [ah/ft]