Seorang profesor universitas Australia termasuk di antara kelompok yang disandera di dataran tinggi Papua Nugini, kata Perdana Menteri Papua Nugini, Senin (20/2).
Penjahat bersenjata menuntut uang tunai sebagai imbalan untuk membebaskan para tawanan, termasuk lebih dari satu warga negara asing, kata polisi.
Profesor yang disandera itu adalah seorang arkeolog yang bekerja untuk sebuah universitas Australia dan sedang melakukan kunjungan lapangan ke Desa Fogoma'iu di wilayah Gunung Bosavi, kata dua sumber yang mengetahui kejadian tersebut kepada Reuters. Rekan-rekannya, yaitu peneliti lokal dan manajer proyek, juga disandera, kata mereka.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para sandera ditahan di dekat Fogoma'iu di perbatasan Provinsi Southern Highlands dan Hela.
BACA JUGA: PM Papua Nugini Dipastikan Pertahankan Kekuasaan
Perdana Menteri James Marape mengatakan kepada wartawan lokal bahwa polisi. Pemerintah juga berkoordinasi dengan misionaris yang bertindak sebagai mediator.
"Kami ingin para penjahat itu membebaskan mereka yang ditahan," katanya dalam komentar yang disiarkan di Televisi ABC Australia.
Wakil Komisaris Polisi Philip Mitna mengatakan dalam sebuah pernyataan "sejumlah warga asing termasuk di antara kelompok itu," yang terdiri dari akademisi dan pemandu lokal. Para penjahat itu berasal dari Komo di Hela.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada Reuters bahwa tidak semua warga negara asing diketahui kewarganegaraannya.
Seorang sumber di Papua Nugini mengatakan kepada Reuters pada Senin (20/2) pagi bahwa situasi saat dalam "keadaan genting". [ah/ft]