Polisi di Bangladesh mengatakan sekelompok orang bersenjata telah menyerang sebuah restoran yang kerap dikunjungi warga asing dan terletak di daerah dengan banyak kedutaan dan kantor perwakilan negara lain di Dhaka, Bangladesh, Jumat (1/7). Sedikitnya 20 orang disandera.
Departemen Luar Negeri Amerika mengukuhkan lewat Twitter mengenai penyanderaan di Holey Artisan Bakery itu dan menyerukan agar semua orang di sekitar lokasi itu berlindung dan memantau situasi melalui media.
Polisi Bangladesh mengatakan sekitar 8-9 laki-laki bersenjata memasuki restoran di Gulshan itu sekitar jam 9.20 malam. Sejumlah warga asing termasuk di antara mereka yang terjebak di dalam restoran itu.
Aparat keamanan telah mengepung daerah di sekitar restoran itu dan sempat terlibat baku tembak dengan para penyerang, yang juga melemparkan sejumlah bom. Seorang polisi tewas dalam baku tembak itu.
Kepala pasukan elit anti-kriminalitas di Bangladesh Benazir Ahmed mengatakan polisi “berupaya berunding dengan para penyerang. Kami ingin mendengar apa yang sebenarnya mereka inginkan”.
Seorang karyawan restoran yang berhasil melarikan diri mengatakan kepada para wartawan, kelompok bersenjata itu meneriakkan kata “Allahu Akbar” ketika menyerbu dan menyandera sejumlah orang.
Lori Ann Walsh Imdad, Kepala Sekolah American Standard School di Dhaka, yang tinggal satu blok dari restoran itu menggambarkan situasi di lokasi kepada VOA.
“Saya mulai mendengar suara tembakan dari luar. Kemudian dengan hati-hati saya mengintip melalui balkon untuk melihat apa yang terjadi, saya bisa mendengar suara tembakan senjata dari kejauhan dan melihat orang berlarian."
Lori mengatakan sekitar jam 12.30 tengah malam jalan di dekat restoran itu sepi tetapi sejumlah besar aparat keamanan tampak berada di lokasi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika John Kirby mengatakan seluruh warga Amerika yang bekerja di misi Amerika di Dhaka diketahui berada dalam keadaan selamat.
Dalam beberapa bulan ini Bangladesh telah mengalami sejumlah serangan, terutama terhadap para blogger, kelompok minoritas dan atheis. Sebagian besar serangan diklaim oleh al-Qaida di Sub-Kontinen India atau AQIS.
Amerika hari Kamis telah menyatakan AQIS sebagai “organisasi teroris asing” dan menyebut pemimpinnya, Asim Umar, sebagai “teroris global”.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pernyataan sebagai “teroris global” berarti warga Amerika dilarang terlibat melakukan transaksi dengan kelompok itu dan juga Asim Umar, sekaligus membekukan aset atau properti mereka yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Amerika.
Pemimpin al-Qaida Ayman Al Zawahiri mengumumkan pembentukan kelompok di India itu tahun 2014 dan Asim Umar telah muncul dalam beberapa penerbitan al-Qaida sebagai pemimpin AQIS. Asim Umar diyakini berada di Pakistan, tetapi dilahirkan pada pertengahan tahun 1970an di India. [em/hd]