Organisasi HAM internasional, Human Righs Watch (HRW), mengimbau Uni Eropa agar "tetap melakukan operasi pencarian dan penyelamatan yang sungguh-sungguh" terhadap migran pencari suaka, sementara ribuan pencari suaka menyeberangi Laut Tengah, dan Eropa berusaha membuat kebijakan baru untuk menangani mereka.
HRW merilis laporan yang mengimbau pemimpin Uni Eropa agar memprioritaskan HAM ketika menyusun pertanyaan bagi migran pada KTT minggu depan, 25-26 Juni.
HRW telah mewawancarai 150 migran yang baru saja tiba di pulau-pulau Italia dan Yunani, yang merupakan tujuan utama orang-orang yang melarikan diri dari Timur Tengah dan Afrika ke Eropa. Dikatakan, banyak migran mengaku berusaha keluar dari pelanggaran HAM di negara asal mereka.
Jumlah migran, yang menempuh perjalanan berisiko besar menyeberangi laut, melonjak. Menurut pengamat, yang perlu disalahkan adalah kondisi yang memburuk dan tanpa hukum di Libya, sehingga menyebabkan Afrika Utara menjadi titik tolak perjalanan migran. Banyak migran itu berasal dari Suriah, Nigeria, Mali dan Eritrea, yang melarikan diri dari perang, penganiayaan politik dan kesulitan ekonomi.
Italia meminta bantuan untuk tidak menampung migran, dan meminta bantuan anggota lain Uni Eropa. Uni Eropa menekan anggotanya agar berbagi tanggungjawab, tetapi sebagian anggota menolak menerima migran.