Sebuah kelompok HAM Muslim telah mengecam peningkatan propaganda anti-Muslim dan pembunuhan terorganisir umat Islam di Burma.
Organisasi Nasional Arakan Rohingya dalam pernyataan yang dirilis hari Sabtu (23/3) mengatakan polisi dan pasukan keamanan tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan kerusuhan sektarian di sebuah kota di Burma tengah. Bentrokan Buddha-Muslim pekan lalu di wilayah terseebut telah menewaskan sedikitnya 20 orang.
Hari Sabtu, militer Burma mengambil alih kendali di kota Meikhtila yang hancur itu, sekitar 130 kilometer sebelah utara ibukota administratif Naypyidaw.
Kekerasan hari Rabu, dipicu oleh pertikaian seorang pembeli Budha dan pemilik toko Muslim.
Hari Jumat, seluruh lingkungan telah terbakar habis, mesjid-masjid dihanguskan dan kawanan warga Budha dan Muslim berkeliaran di jalan-jalan. Presiden Thein Sein menyatakan keadaan darurat di wilayah itu hari Jumat, mengizinkan militer untuk bergerak masuk dan memberlakukan ketenangan yang mencekam.
Para petugas darurat telah membagi-bagikan makanan kepada warga Budha dan Muslim, dan menyediakan tempat penampungan bagi warga yang mengungsi.
Hari Sabtu, militer Burma mengambil alih kendali di kota Meikhtila yang hancur itu, sekitar 130 kilometer sebelah utara ibukota administratif Naypyidaw.
Kekerasan hari Rabu, dipicu oleh pertikaian seorang pembeli Budha dan pemilik toko Muslim.
Hari Jumat, seluruh lingkungan telah terbakar habis, mesjid-masjid dihanguskan dan kawanan warga Budha dan Muslim berkeliaran di jalan-jalan. Presiden Thein Sein menyatakan keadaan darurat di wilayah itu hari Jumat, mengizinkan militer untuk bergerak masuk dan memberlakukan ketenangan yang mencekam.
Para petugas darurat telah membagi-bagikan makanan kepada warga Budha dan Muslim, dan menyediakan tempat penampungan bagi warga yang mengungsi.