Sebuah kelompok jihad yang kuat telah mengambil alih sebuah kota strategis di wilayah barat laut Suriah setelah terlibat bentrokan selama beberapa hari dengan kelompok milisi yang menguasai daerah itu, kata sejumlah sumber lokal.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra, memasuki Kota Afrin pada Kamis (13/10) setelah mantan penguasa kota tersebut menarik pasukan mereka, menurut warga setempat dan kelompok pemantau.
Afrin, sebuah kota dengan mayoritas penduduk Kurdi, telah berada di bawah kendali kelompok bersenjata yang didukung Turki sejak 2018 setelah serangan militer Turki yang menggulingkan pasukan Kurdi Suriah yang oleh Ankara dianggap sebagai teroris.
Seorang warga di kota itu mengatakan kepada VOA bahwa dia menyaksikan “tank dan kendaraan militer milik (HTS) meluncur ke Afrin setelah milisi lain yang sebelumnya berada di kota kami meninggalkan posisi mereka dan pergi dengan kendaraan dan peralatan mereka.”
Warga tersebut, yang menolak untuk mengungkapkan identitasnya karena alasan keamanan, menambahkan bahwa “dia mendengar pertempuran kecil antara kedua pihak di beberapa bagian kota, tetapi anggota milisi tidak benar-benar melawan militan yang datang.”
HTS adalah kelompok Islamis yang telah menguasai sebagian besar provinsi Idlib di barat laut Suriah, salah satu dari sedikit daerah yang berada di luar kendali pasukan pemerintah Suriah.
Dilabeli sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, kelompok tersebut merupakan afiliasi utama Al Qaeda di Suriah hingga 2018 ketika pihaknya secara resmi memutuskan hubungan dengan kelompok teror global tersebut. Namun, para ahli mengatakan kelompok militan itu telah mempertahankan ideologi yang diilhami oleh Al Qaeda. [lt/rs]