Ketika Israel dan Palestina masih berselisih soal penyelidikan terhadap tewasnya wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh, beberapa kelompok independen telah melancarkan penyelidikan mereka sendiri.
Associated Press melaporkan sebuah tim kecil mengatakan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru yang mematikan. Hasil investigasi ini akan membantu membentuk opini internasional tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Abu Akleh.
Israel dan Palestina masih saling tuding dalam perang narasi yang menempatkan Israel dalam posisi defensif.
BACA JUGA: Otoritas Palestina Sambut Dukungan Asing dalam Investigasi Kematian Jurnalis Al JazeeraAbu Akleh, seorang warga Amerika keturunan Palestina dan merupakan wartawan veteran televisi yang telah bekerja selama 25 tahun, tewas pada Rabu (11/5) lalu ketika meliput serangan militer Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, suatu wilayah yang diduduki Israel. Abu Akleh adalah nama yang dikenal luas seluruh dunia Arab karena kerap mendokumentasikan penderitaan warga Palestina di bawah kekuasaan Israel, yang sudah berlangsung selama 60 tahun.
Blinken Bicara dengan Keluarga Wartawan yang Ditembak
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Minggu (15/5) mengatakan telah berbicara dengan keluarga Abu Akleh untuk menyampaikan belasungkawa dan menghormati pekerjaannya “serta perlunya melakukan penyelidikan segera dan kredibel” atas kematiannya.
Sejumlah pejabat dan saksi mata Palestina, termasuk wartawan-wartawan yang bersamanya, mengatakan ia tewas oleh tembakan tentara. Militer Israel sebelumnya mengatakan orang-orang bersenjata Palestina yang mungkin bertanggung jawab atas tewasnya Abu Akleh. Tetapi kemudian militer Israel menarik pernyataannya itu dan mengatakan mungkin Abu Akleh terkena peluru tentara Israel yang nyasar.
Israel Serukan Penyelidikan Bersama, Palestina Tolak
Israel telah menyerukan penyelidikan bersama dengan Palestina, dengan mengatakan peluru yang menewaskan Abu Akleh harus dianalisis oleh para pakar balistik sehingga terdapat kesimpulan yang tegas.
Pejabat-pejabat Palestina telah menolak hal itu, dengan mengatakan mereka tidak mempercayai Israel; dan telah mengundang negara lain untuk ikut serta dalam penyelidikan itu. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel memiliki catatan buruk dalam menyelidiki pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan keamanannya.
Ketika Israel dan Palestina masih berselisih paham tentang penyelidikan itu, beberapa kelompok kajian dan hak asasi manusia telah melancarkan penyelidikan mereka sendiri.
Gunakan Informasi Berbagai Sumber, Bellingcat Rekonstruksi Kejadian
Selama akhir pekan lalu Bellingcat, sebuah konsorsium peneliti internasional yang berkantor di Belanda, telah menerbitkan analisa bukti video dan audio yang dikumpulkan di media sosial. Materi itu berasal dari sumber-sumber militer Israel dan Palestina, dan mengkaji faktor-faktor seperti cap waktu, lokasi video, bayangan dan analisa audio forensik dari tembakan itu.
Kelompok itu mendapati bahwa meskipun sejumlah orang bersenjata dan tentara Israel sama-sama berada di daerah itu, bukti-bukti mendukung pernyataan para saksi bahwa Israel yang menembak Abu Akleh. Pemimpin kajian analisa itu, Giancarlo Fiorella mengatakan “berdasarkan apa yang dapat kami kaji, tentara Israel (IDF) berada di posisi terdekat dengan Abu Akleh dan memiliki garis pandang yang paling jelas padanya.”
BACA JUGA: Indonesia Kutuk Tewasnya Wartawan Al JazeeraBellingcat adalah salah satu dari banyak perusahaan yang menggunakan informasi “open source,” seperti video-video dari media sosial, rekaman kamera keamanan dan citra satelit untuk merekonstruksi peristiwa yang terjadi.
Fiorella mengakui bahwa analisa itu tidak 100 persen benar tanpa bukti-bukti seperti peluru, senjata yang digunakan tentara dan lokasi pasukan Israel di GPS. Tetapi ia mengatakan munculnya bukti tambahan biasanya mendukung kesimpulan awal dan hampir tidak pernah mengubah hasilnya.
B'Tselem Israel Juga Lancarkan Penyelidikan
Kelompok HAM Israel B'Tselem mengatakan pihaknya juga sedang melakukan analisis sendiri. Kelompok itu pada pekan lalu memainkan peran kunci yang membuat pihak militer Israel menarik pernyataan awal mereka bahwa orang-orang bersenjata Palestina yang bertanggungjawab terhadap kematian wartawan itu.
Klaim Israel didasarkan pada video media sosial di mana seorang laki-laki bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke sebuah gang di Henin, dan kemudian militan lain datang untuk mengklaim bahwa mereka telah menembak seorang tentara. Tentara Israel mengatakan karena tidak ada tentara mereka yang terluka pada hari itu, maka bisa jadi orang-orang bersenjata itu merujuk pada Abu Akleh yang mengenakan helm pelindung dan jaket anti-peluru.
BACA JUGA: Palestina Tolak Niat Israel Selidiki Kematian Wartawan Al JazeeraSeorang peneliti B'Tselem pergi ke daerah di mana insiden penembakan itu terjadi dan mengambil video yang menunjukkan bahwa orang-orang Palestina yang bersenjata itu berjarak sekitar 300 meter dari tempat Abu Akleh ditembak, dipisahkan oleh serangkaian tembok dan gang.
Juru bicara kelompok tersebut, Dror Sadot, mengatakan B'Tselem telah mulai mengumpulkan kesaksian dari sejumlah saksi mata dan mungkin akan berupaya merekonstruksikan penembakan yang terjadi dengan video-video dari lokasi. Tetapi ia menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih belum dapat menyimpulkan tentang siapa yang berada di balik penembakan itu. [em/pp]