Minggu ini, dua kelompok milisi dukungan Iran di Irak membantah bertanggung jawab atas serangan roket hari Minggu (20/12) di Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Sejumlah kelompok itu biasanya menjadi tersangka ketika kepentingan Amerika mendapat tekanan di Irak dan jarang mereka menyangkal secara terbuka melakukan serangan yang menarget AS.
Tetapi setelah insiden hari Minggu (20/12) yang memperlihatkan beberapa roket kecil mendarat dalam zona hijau yang dibentengi di Baghdad, melukai sedikitnya dua warga sipil Irak, kedua kelompok dukungan Iran itu mengeluarkan pernyataan yang menyangkal keterlibatan apa pun.
BACA JUGA: AS Tuding Milisi Dukungan Iran atas Serangan Roket BaghdadKelompok dukungan Iran paling terkemuka, Kataib Hezbollah (KH), mengambil langkah lebih jauh dengan mengutuk serangan yang disebut "tanpa pandang bulu."
"Pemboman kedutaan iblis saat ini merupakan tindakan yang tak terkendali dan pihak otoritas terkait harus menindaklanjuti dan menangkap para pelakunya," kata KH dalam pernyataan yang dimuat di media lokal Irak, Senin (21/12).
"Kami mengutuk penembakan tanpa pandang bulu di barak militer Kedutaan Besar Amerika yang menjadi ancaman nyata bagi kehidupan warga sipil," tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding milisi Syiah pro-Iran melakukan serangan itu sekaligus menyerukan dukungan rakyat Irak dalam "upaya pemerintah negara Teluk itu untuk memperkuat kedaulatan Irak."
"Milisi yang sama menarget fasilitas diplomatik dan mencuri sumber daya Irak dalam skala besar, menyerang pengunjuk rasa dan aktivis
damai, juga terlibat dalam kekerasan yang sektarian," Pompeo menambahkan bahwa tidak ada warga Amerika yang menjadi korban.
Pekan ini Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menyebut serangan itu sebagai aksi terror dan menyatakan sejumlah tersangka telah ditangkap.
"Pemboman Zona Hijau kemarin merupakan tindakan terorisme yang pengecut dan misil mendarat di Irak serta melukai mereka. Kami tidak akan terima serangan apa pun terhadap misi diplomatik," katanya. [mg/jm]