Aliansi kelompok militan terlarang yang melancarkan serangan teroris di Pakistan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari dengan pemerintah. Mereka menuduh pihak pemerintah tidak menghormati syarat-syarat yang telah disepakati.
Kelompok militan yang dikenal dengan nama Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), atau biasanya disebut Taliban Pakistan, mengumumkan hal tersebut pada Kamis (9/12), hanya beberapa jam sebelum kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sementara itu secara resmi berakhir setelah diberlakukan sejak 9 November lalu.
BACA JUGA: Pakistan Terima Pinjaman $3 Miliar dari Arab SaudiKesepakatan itu tadinya diarahkan untuk melapangkan jalan bagi perundingan di antara kedua pihak yang bermusuhan, dan dimediasi oleh pemerintah Taliban yang baru di Afghanistan, di mana pemimpin dan operator TTP sejak lama mencari perlindungan.
Kedua pihak ketika itu setuju untuk memperpanjang gencatan senjata bergantung pada kemajuan dalam perundingan langsung.
Namun, juru bicara kelompok militan itu, Muhammad Khurasani, mengklaim dalam pernyataannya bahwa pemerintah Pakistan tidak pernah mengirim tim perunding untuk melanjutkan dialog, dan juga tidak memenuhi janji untuk membebaskan 102 tahanan TTP.
BACA JUGA: Keputusasaan Dorong Para Pemuda Afghanistan Lintasi PerbatasanSelain itu, Khurasani menuduh badan keamanan negara Pakistan menyerang anggota TTP meskipun diberlakukan gencatan senjata. “Tidak mungkin bagi kami memperpanjang gencatan senjata di bawah situasi saat ini,” ia menyimpulkan.
Belum ada reaksi dari pemerintah Pakistan atas tuduhan yang dilancarkan oleh kelompok militan ini. [jm/ka]