Pesawat pengebom B-1 diterbangkan dari Amerika Serikat untuk menyerang 85 target militan yang didukung Iran, di Irak dan Suriah pada Jumat (2/2). Serangan itu merupakan balasan setelah tiga anggota pasukan AS tewas pekan lalu. Juru bicara Pentagon, Mayjen Pat Ryder kepada media menegaskan hal tersebut.
“Respons kita belum lengkap. Sekali lagi, saya tidak akan mengirim telegram atau mendiskusikan apa yang mungkin terjadi, selain kami akan melaksanakan itu pada waktu dan tempat yang kami tentukan,” sebut Ryder.
Sehari setelahnya, AS dan Inggris menyerang 36 target militan Houthi di Yaman. Tetapi proksi Iran di Irak, Suriah dan Yaman terlihat tidak menangkap respons serangan itu. Militan yang didukung Iran lalu menyerang pasukan AS dan sekutunya di Suriah sebanyak tiga kali sejak hari Jum’at.
Salah satu serangan di dekat Situs Dukungan Misi Green Village menewaskan enam pasukan Demokratik Suriah.
BACA JUGA: Suriah, Irak, dan Sekutunya Kecam Serangan Balasan ASAmerika Serikat juga menghancurkan lebih banyak rudal antikapal di wilayah kekuasaan Houthi di Yaman. Rudal-rudal itu disiapkan untuk menyerang jalur pelayaran internasional setelah serangan AS dan Inggris.
“Kita tidak sedang berperang dengan Houthi. Kita tidak ingin berperang dengan Houthi. Tetapi jika mereka terus menyerang, kita akan terus mengacaukan dan menurunkan kemampuan mereka,” jelas Ryder.
Selain bertambahnya serangan dari proksi Iran, AS kini juga mendapat tekanan dari para pejabat Irak yang tidak diberitahu tentang rencana serangan di wilayah mereka. Menurut para pejabat Irak, sejumlah warga sipil tewas dalam serangan AS.
Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel, kepada media menanggapi tekanan itu dengan mengatakan:
“Irak, seperti negara lain di kawasan itu, mengerti bahwa akan ada respons setelah kematian pasukan kita. Sedangkan khusus pada Jumat, memang tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Tetapi kami memberitahu Irak segera setelah serangan diluncurkan,” ujar Patel.
Pentagon menyatakan pihaknya masih mempelajari jumlah korban dari serangan militer AS pada akhir pekan lalu.
Hingga kini, pasukan AS sudah diserang sekitar 170 kali di Irak, Suriah dan Yordania sejak pertengahan Oktober lalu. Sedangkan kelompok Houthi di Yaman telah lebih dari 30 kali menyerang jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan Teluk Aden. [ti/ka]