Kelompok Persaudaraan Muslim Diterima di Kampus AS

Anggota fraternity Alpha Lambda Nu di Cornell University berkumpul di kampusnya di New York.

Mungkin beberapa orang mengaggap ini sebuah oksimoron: Sebuah kelompok persaudaraan mahasiswa, atau yang populer disebut fraternity, di kampus yang melarang minuman beralkohol.

Tetapi Alpha Lambda Mu, fraternity yang aktif di tujuh universitas Amerika Serikat, beranggotakan siswa Muslim serta non-Muslim yang menganut nilai-nilai Islam.

Mereka tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

"Kami bersenang-senang, tapi kami tidak minum alkohol dan tidak pakai narkoba dan tidak berpesta dengan perempuan," kata Bilal Ayub, presiden Alpha Lambda Mu di University of Texas at Dallas, di mana fraternity Muslim pertama di AS ini dimulai empat tahun lalu.

Fraternity, yang anggotanya laki-laki, dan sorority, atau kelompok persaudaraan untuk mahasiswi, dijelaskan di berbagai situs universitas sebagai berikut: tempat untuk menjalin pertemanan, memupuk kesetiaan, dan menambah pengetahuan. Anggota-anggotanya diharapkan dapat berkontribusi kepada kampus dan lingkungan yang lebih luas.

Ayub mengatakan Alpha Lambda Mu mengikuti beberapa tradisi penting yang juga dianut oleh kelompok-kelompok lain — yang paling utama adalah membantu anggotanya bertemu teman baru dan melayani masyarakat di dalam dan luar kampus.

Di Penn State University, salah satu universitas negeri terbesar di Amerika, Alpha Lambda Mu diketuai oleh Zico Khayat. Ia adalah seorang mahasiswa jurusan sains tahun terakhir.

Ia menekankan perlunya mahasiswa Muslim untuk mempunyai tempat di mana mereka bisa bersosialisasi dengan sesama Muslim dan orang lainnya yang menganut nilai-nilai serupa.

Merangkul non-Muslim

Anggota-anggota persaudaraan ini tidak bermaksud memisahkan diri dari non-Muslim. Justru sebaliknya, kata Khayat.

"Kami mengadakan acara seperti membagikan pizza gratis pada hari Jumat setiap bulannya — dan acara ini terbuka bagi semua orang di kampus," ujar Khayat.

Ia mengatakan kelompok persaudaraannya, yang kini memiliki 10 anggota, memperbolehkannya dan anggota lain untuk menjelajahi kedua identitas mereka: yaitu sebagai orang Amerika dan Muslim. Dalam pertemuan-pertemuan kelompok, katanya, setiap anggota dapat berbagi tentang keyakinan mereka.

Hubungan dengan orang non-Muslim sangat penting, kata Khayat. Baginya, beberapa hubungan tersebut terbentuk di lapangan-lapangan basket dan bola di kampus.

Tapi Alpha Lambda Mu menonjol di antara kelompok- kelompok persaudaraan Penn State Lainnya.

Bulan lalu, pejabat-pejabat Penn State menutup kelompok Beta Theta Pi setelah 18 anggotanya ditangkap. Anggota-anggota persaudaraan dituduh menunggu 12 jam sebelum memanggil bantuan medis untuk menangani salah satu anggotanya yang terluka berat.

Anggota tersebut, menurut polisi, jatuh dari di tangga pada bulan Februari setelah ia dan beberapa anggota baru dipaksa minum banyak minuman alkohol. Siswa tersebut, Timothy Piazza, 19, akhirnya meninggal.

Khayat mengatakan siswa Muslim belum mengikuti persaudaraan lain, sebagian karena "desakan teman sebaya untuk mengkonsumsi minuman beralkohol." Namun, ia memuji upaya kampus dan stafnya untuk merangkul siswa Muslim.

"Kami merasa nyaman di sini," tuturnya.

Brian Robert Calfano adalah asisten professor ilmu politik dan jurnalistik di University of Cincinnati. Ia ahli dalam bidang kelompok persaudaraan.

Ia mengatakan bertambahnya kelompok persaudaraan yang terinspirasi oleh Islam seiring dengan sentimen anti-Muslim yang sedang memanas.

Tetapi Calfano menuturkan siswa Muslim hanya mengikuti tradisi kelompok-kelompok lain, seperti kaum Afrika-Amerika, Katolik, dan Yahudi. Mereka punya fraternity masing-masing — salah satu alasannya adalah karena mereka tidak merasa diterima di persaudaraan lainnya.

Kebanyakan fraternity memakai nama Yunani, seperti Pi Kappa Alpha. Kadang, kegiatan fraternity disebut sebagai "Kehidupan Yunani."

Persaudaraan dan Komunitas

Alpha Lambda Mu, yang terbentuk pada 2013 di University of Texas at Dallas, mendeskripsikan tujuannya pada situsnya: Seorang pemuda dapat berbuat banyak, tapi pemuda-pemuda yang bekerja bersama dapat "mengubah masyarakat selamanya."

Di Cornell University di New York, sebuah cabang Alpha Lambda Mu baru saja mendapat izin dari Dewan Intrafraternitas kampus, artinya Alpha Lambda Mu bisa bergabung dengan fraternity dan sorority lainnya untuk mengadakan proses aplikasi yang disebut "rush" — periode ketika kelompok persaudaraan menerima anggota baru.

Rashaad Ahmad, 20, adalah presiden fraternity Alpha Lambda Mu di Cornell.

"Cornell punya badan mahasiswa Muslim, tapi banyak keterbatasan yang mereka hadapi," ujar Ahmad. "Tujuan utamanya selalu religius dan kami ingin sesuatu yang bisa menyatukan kami dan bisa mengenalkan kami satu sama lain dalam konteks dunia sosial."

Andrew Lord adalah presiden Dewan Intrafraternitas Cornell. Ia mengatakan 2.200 anggota fraternity di kampunsya telah menerima Alpha Lambda Mu.

Ia menuturkan salah satu alasan ia menyukai kelompok-kelompok persaudaraan Cornel adalah karena orang dari berbagai ras dan agama diterima dengan baik.

Selain Cornell, Penn State, dan University of Texas di Dallas, ada juga cabang Alpha Lambda Mu di University of California di San Diego, University of Toledo, San Diego State University, dan University of Texas di Arlington. [ds/dw]