Sejumlah pria bersenjata dan bertopeng dalam sebuah konvoi kendaraan melewati ibu kota Irak, Kamis (25/3) melakukan unjuk kekuatan melawan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi yang telah mengusulkan dialog baru dengan Washington.
Militan kelompok Rabaa Allah itu mengacungkan potret perdana Menteri yang dianggap pro-Amerika bersama beberapa pejabat pemerintah lainnya, menunjukkan wajah mereka diinjak-injak.
Rabaa Allah merupakan kelompok terbaru dan berpengaruh dari sejumlah kelompok pro-Iran yang beroperasi di Irak.
Sejumlah pakar berpandangan aksi itu sebagai kedok Kataeb Hezbollah yang diintegrasikan ke dalam pasukan keamanan Irak, memberikan kelonggaran untuk menentang kebijakan garis resmi pemerintah.
"Kami menghadirkan anggota kami dengan bersenjata sebagai pesan peringatan ... kepada penjajah Amerika dan pemerintah (Irak) yang bekerja sama," kata seorang militan Rabaa Allah dalam sebuah pernyataan yang dibacakan dalam rapat umum tersebut.
BACA JUGA: Paus Berdoa di Reruntuhan Gereja Irak yang Dihancurkan ISISPada hari Selasa lalu, seorang pejabat pemerintah mengumumkan Baghdad telah mengajukan sebuah "dialog strategis" dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Kedua negara belum mencapai kesepakatan mengenai 2.500 tentara AS yang ditempatkan di Irak.
Parlemen Irak menyerukan penarikan pasukan itu menyusul serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari 2020 yang menewaskan komandan militer Iran Qasem Soleimani.
Militan Rabaa Allah membakar kantor sebuah stasiun televisi dan partai Kurdi, sekaligus penggerebekan toko-toko minuman alkohol. [mg/lt]