Para peretas yang dicurigai berada di balik serangan ransomware telah mengajukan tuntutan 70 juta dolar dalam bentuk mata uang kripto sebagai imbalan untuk membuka semua sistem yang terimbas.
Tuntutan itu muncul hari Minggu (4/7) di sebuah situs web gelap yang digunakan oleh geng REvil yang terkait dengan Rusia.
Serangan siber hari Jumat lalu itu menghantam sistem ratusan perusahaan dan lembaga publik di berbagai penjuru dunia.
Serangan ini juga mencakup peretasan perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Miami, Kaseya, yang menyebut serangan itu “canggih.”
Kaseya dalam sebuah pernyataan mengemukakan bahwa perusahaan itu memiliki alat pendeteksi yang tersedia bagi para pelanggan untuk mengetahui apakah sistem mereka disusupi. Kaseya juga menyatakan berharap dapat memulihkan pusat datanya untuk kembali online pada hari Senin.
FBI menyatakan REvil bertanggung jawab atas serangan ransomware akhir Mei lalu yang menutup operasi JBS, perusahaan pengolahan daging yang terbesar di dunia.
Presiden AS Joe Biden hari Sabtu (3/7) merujuk pada pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu, yang menyatakan bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban Rusia jika negara itu terkait dengan serangan tersebut.“Jika terkait, baik dengan sepengetahuan dan atau konsekuensi Rusia, maka saya akan memberitahu Putin bahwa kami akan menanggapi,” kata Biden kepada para wartawan. [uh/ab]