Keluar dari Gedung Putih, Clinton Bangkrut

Hillary Clinton

Hillary Rodham Clinton mengatakan dalam sebuah wawancara Senin (9/6) bahwa keluarganya sempat bangkrut dan terbelit tagihan hukum saat keluar dari Gedung Putih.
Partai Republik langsung berkomentar kalau pernyataan di atas menunjukan bagaimana Clinton, kandidat terkuat dari partai Demokrat untuk pemilihan presiden AS tahun 2016 itu ternyata kurang layak.

“Saat kami keluar dari Gedung Putih, bukan hanya bangkrut, kami juga terbelit hutang,” ungkap Clinton pada ABC News. “Kami tidak punya uang dan hidup susah. Susah untuk bayar hipotik, rumah, bahkan sekolah untuk anak kami, Chelsea.”

Semenjak meninggalkan Gedung Putih, mantan presiden Bill Clinton mendapat uang dari bayarannya sebagai pembicara atau narasumber. Sedangkan Hillary Rodham Clinton bekerja sebagai perwakilan New York di Senat.

Bagian keuangan Senat mengungkap jumlah kekayaan Hillary Rodham Clinton setelah memeriksa 2000 dokumen, aset senilai 781.000 dolar hingga 1,8 juta dolar. Dengan dokumen-dokumen tersebut, para senator pun dapat melaporkan jumlah hutang dalam cakupan yang lebih luas.

Dalam dokumen yang sama ditemukan kalau pasangan Clinton pernah memiliki hutang pembayaran hukum senilai 2,3 juta dolar dan 10,6 juta dolar.

Berdasarkan dokumen senat, pasangan Clinton telah melunaskan semua hutang mereka pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2009, ketika Hillary Rodham Clinton bergabung dalam pemerintahan Presiden Barack Obama sebagai menteri luar negeri, jumlah kekayaannya naik sekitar 10 – 50 juta dollar.

Dengan cepat Partai Republik menyambar.

“Tidak relevan, Hillary Clinton bangkrut tapi punya mansion dan uang banyak dari bayaran sebagai pembicara?” tulis Kepala Komite Nasional Republik, Reince Priebus, dalam akun twitternya.

Partai Demokrat juga melayangkan kritik yang sama saat kandidat presiden dari partai Republik, Mitt Romney diperiksa jumlah kekayaannya tahun 2012.