Manajer klub sepak bola Chelsea Graham Potter, Jumat (24/2), mengatakan ia dan dan keluarganya menerima ancaman pembunuhan oleh orang tak dikenal menyusul performa buruk klub tersebut dalam kompetisi Liga Premier.
Chelsea berada di urutan 10 klasemen dengan mencetak dua kemenangan dalam 14 pertandingan terakhir. Klub itu hanya berhasil mencetak satu gol di kandang mereka pada tahun ini.
"Meski saya mendapat banyak dukungan, saya menerima beberapa email yang tidak menyenangkan yang menginginkan saya mati dan ingin anak-anak saya mati. Jadi jelas itu tidak menyenangkan untuk diterima," kata pria 47 tahun itu, mantan bos Brighton & Hove Albion.
"Tantangan bagi saya adalah, 'Oke, bagaimana saya bersikap?' Itulah yang selalu saya tuju. Semakin tinggi Anda pergi, semakin banyak tekanan yang Anda hadapi sebagai pribadi."
Pelatih Chelsea Graham Potter saat pertandingan antara RB Salzburg dan Chelsea FC di Salzburg, Austria pada 25 Oktober 2022. (Foto: Joe Klamar/AFP)
Potter menjadi manajer Chelsea pada September setelah manajer sebelumnya Thomas Tuchel dipecat. Di bawah kepemimpinannya Chelsea berhasil memenangkan sembilan dari 25 pertandingan.
"Saya ingin sukses di sini. Ada omong kosong yang tidak saya pedulikan. Dari mana asalnya? Mana buktinya?" tambahnya, menjelang perjalannya pada Minggu (26/2) dalam menghadapi Tottenham Hotspur.
"Jika Anda pergi bekerja dan seseorang memaki Anda, itu tidak akan menyenangkan.”
"Anda bisa menjawabnya dengan dua cara. Saya bisa bilang saya tidak peduli, tapi Anda tahu saya bohong. Semua orang peduli apa yang dipikirkan orang, karena kita terprogram untuk terhubung secara sosial."
BACA JUGA: Rumor Calon Pembeli 'Manchester United' Bertambah, termasuk Elon Musk
Potter mengatakan hidup menjadi sulit selama beberapa bulan terakhir ketika dia mencoba membentuk tim pemenang. Chelsea terpaut 11 poin dari Spurs yang berada di urutan keempat meskipun dengan satu pertandingan tersisa.
"Tanyakan pada keluarga saya bagaimana kehidupan saya dan mereka. Kehidupan kami tidak menyenangkan sama sekali," tambahnya.
"Saya mengerti suporter pulang dan mereka kesal karena tim (andalan mereka) tidak menang tapi, saya jamin, hidup saya selama tiga, empat bulan terakhir cukup biasa-biasa saja, terlepas dari kenyataan bahwa saya sangat berterima kasih atas pengalaman ini.”
Mengenai ancaman pembunuhan terhadap keluarganya, Potter mengatakan ada batasan yang sudah dilanggar.
Pemain Chelsea Hakim Ziyech, Marc Cucurella dan Enzo Fernandez saat melakukan pemanasan sebelum pertandingan. (Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge)
"Anda hanya harus mengesampingkannya, dan untungnya itu adalah insiden yang terisolasi dan bisa datang dari mana saja. Itu hanya salah satu dari hal itu," kata Potter kepada Sky Sports.
Ditanya apakah ancaman itu mengguncangnya, Potter berkata: "Tidak juga. Itu hanya kalimat sekali pakai, saya pikir. Saya tidak mengambil pusing lebih dari itu."
"(Ancaman) itu tidak menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi keluarga. Anda menerima kritik, Anda menerima dicemooh jika Anda kalah, Anda menerima apa pun yang terjadi pada Anda.
"Tentu saja ada batasnya, tetapi saya tidak akan menjadi orang pertama dalam hidup yang melewati batas dan mungkin dalam hal ini telah dilanggar." [ah/ft]