Keluarga Lebanon yang menculik warga Suriah dan pebisnis Turki mengatakan akan memperpanjang tenggat waktu kepada pemerintah Lebanon untuk membebaskan kerabat mereka yang diculik di Suriah.
Bulan Mei, 11 Muslim Syiah Lebanon diculik di Suriah dan diyakini sampai saat ini masih berada di kota Azaz, yang baru-baru ini dibombardir pemerintah.
Kemudian, minggu lalu, kelompok Mekdad, keluarga kaya Muslim Syiah di pinggiran Beirut Selatan, menculik puluhan warga Suriah dan pebisnis Turki berusia 28 tahun. Kelompok itu bertindak setelah anggota keluarga, Hassan Salim Mekdad, muncul di saluran televisi berbahasa Arab dipukuli dan memar, dan mengaku merupakan anggota faksi politik Lebanon yang militan, Hezbollah, dan menjadi tentara di Suriah.
Juru bicara keluarga, Maher Mekdad, menyangkal kerabatnya punya hubungan dengan Hezbollah. Ia mengatakan Hassan, 40 tahun, adalah pegawai bank, pergi ke Suriah beberapa minggu sebelum kerusuhan terjadi tahun lalu, karena punya masalah hukum dengan tempatnya bekerja dan berusaha menghindar dari penangkapan di Lebanon.
Mengenai penculikan itu, ia mengatakan keluarganya merasa tidak punya pilihan, kecuali bertindak sendiri, karena pemerintah tidak bisa membebaskan 11 Muslim Syiah yang ditahan di Suriah.
“Kami tahu, satu-satunya cara untuk membebaskan Hassan adalah dengan menekan Laskar Pembebasan Suriah. Jika kita menculik ribuan warga Suriah tidak akan ada dampaknya, Tetapi, satu orang Turki, tentu saja berdampak, karena pemilu Turki akan diadakan tahun depan, dan itu akan mempengaruhi Perdana Menteri Erdogan dan kelompok oposisi Turki. Itulah sebabnya kami mengambil keputusan ini,” paparnya.
Duduk di tamannya, Mekdad mengatakan kepada VOA bahwa keluarganya masih menahan pebisnis Turki dan sekitar 20 warga Suriah. Mereka membebaskan sedikitnya 20 warga Suriah minggu lalu, Ia menolak permintaan wartawan untuk menemui beberapa sandera, dan mengatakan tidak tahu di mana mereka. Yang diketahuinya hanya, mereka ditahan di pinggiran Beirut Selatan.
Penculikan itu mengingatkan lagi kepada kenangan kelam perang saudara Lebanon tahun 1975 sampai 1990, ketika ratusan orang, termasuk warga Barat diculik. Kebanyakan tidak pernah terlihat lagi.
Setelah seorang anggota keluarga Mekdad mengatakan kepada wartawan bahwa sasaran berikut kelompok itu adalah warga Arab Saudi dan Qatar karena bantuan kedua negara itu kepada pemberontak Suriah yang menahan Hassan, kedua negara Teluk itu memerintahkan warganya agar segera meninggalkan Lebanon. Desakan itu secara tiba-tiba mengakhiri musim turis selama musim panas yang sudah rendah yang terganttung pada turis dari negara-negara Teluk yang suka berbelanja.
Paul Salem, direktur Pusat Timur Tengah pada Carnegie Endowment, mengatakan, penculikan itu berbahaya bagi Lebanon.
“Penculikan adalah salah satu cara yang dilakukan selama perang saudara Lebanon, sayangnya, itu adalah salah satu cara yang benyak dilakukan di dunia dalam perang-saudara, dan berbagai masalah segera tidak bisa diatasi. Untungnya, kami sekarang agak tenang, Ketegangan agak reda. Yang pasti semakin cepat warga yang diculik dari kedua pihak dibebaskan, semakin baik bagi Lebanon. Ini adalah insiden yang berbahaya,” ungkapnya.
Sementara kekhawatiran bertambah karena kelompok Mekdad akan menculik lagi, Maher Mekdad mengumumkan hari Kamis bahwa keluarganya akan menunggu hasil perundingan yang dilakukan komisi krisis dalam Kabinet Lebanon sebelum bertindak lebih jauh.
Mekdad mengatakan yakin drama penculikan itu akan segera berakhir, mengisyaratkan bahwa ia merasa kerabatnya akan dibebaskan dalam beberapa hari mendtang. Tetapi ia menyampaikan pesan jelas kepada pemerintah Turki, yang diyakininya berperan penting dalam pemecahan masalah itu.
Berkenaan dengan pemerintah Lebanon, katanya, pemerintah harus memperhatikan warganya dan tidak membiarkan mereka mengatasi masalah mereka sendiri.
Kemudian, minggu lalu, kelompok Mekdad, keluarga kaya Muslim Syiah di pinggiran Beirut Selatan, menculik puluhan warga Suriah dan pebisnis Turki berusia 28 tahun. Kelompok itu bertindak setelah anggota keluarga, Hassan Salim Mekdad, muncul di saluran televisi berbahasa Arab dipukuli dan memar, dan mengaku merupakan anggota faksi politik Lebanon yang militan, Hezbollah, dan menjadi tentara di Suriah.
Juru bicara keluarga, Maher Mekdad, menyangkal kerabatnya punya hubungan dengan Hezbollah. Ia mengatakan Hassan, 40 tahun, adalah pegawai bank, pergi ke Suriah beberapa minggu sebelum kerusuhan terjadi tahun lalu, karena punya masalah hukum dengan tempatnya bekerja dan berusaha menghindar dari penangkapan di Lebanon.
Mengenai penculikan itu, ia mengatakan keluarganya merasa tidak punya pilihan, kecuali bertindak sendiri, karena pemerintah tidak bisa membebaskan 11 Muslim Syiah yang ditahan di Suriah.
“Kami tahu, satu-satunya cara untuk membebaskan Hassan adalah dengan menekan Laskar Pembebasan Suriah. Jika kita menculik ribuan warga Suriah tidak akan ada dampaknya, Tetapi, satu orang Turki, tentu saja berdampak, karena pemilu Turki akan diadakan tahun depan, dan itu akan mempengaruhi Perdana Menteri Erdogan dan kelompok oposisi Turki. Itulah sebabnya kami mengambil keputusan ini,” paparnya.
Duduk di tamannya, Mekdad mengatakan kepada VOA bahwa keluarganya masih menahan pebisnis Turki dan sekitar 20 warga Suriah. Mereka membebaskan sedikitnya 20 warga Suriah minggu lalu, Ia menolak permintaan wartawan untuk menemui beberapa sandera, dan mengatakan tidak tahu di mana mereka. Yang diketahuinya hanya, mereka ditahan di pinggiran Beirut Selatan.
Penculikan itu mengingatkan lagi kepada kenangan kelam perang saudara Lebanon tahun 1975 sampai 1990, ketika ratusan orang, termasuk warga Barat diculik. Kebanyakan tidak pernah terlihat lagi.
Setelah seorang anggota keluarga Mekdad mengatakan kepada wartawan bahwa sasaran berikut kelompok itu adalah warga Arab Saudi dan Qatar karena bantuan kedua negara itu kepada pemberontak Suriah yang menahan Hassan, kedua negara Teluk itu memerintahkan warganya agar segera meninggalkan Lebanon. Desakan itu secara tiba-tiba mengakhiri musim turis selama musim panas yang sudah rendah yang terganttung pada turis dari negara-negara Teluk yang suka berbelanja.
Paul Salem, direktur Pusat Timur Tengah pada Carnegie Endowment, mengatakan, penculikan itu berbahaya bagi Lebanon.
“Penculikan adalah salah satu cara yang dilakukan selama perang saudara Lebanon, sayangnya, itu adalah salah satu cara yang benyak dilakukan di dunia dalam perang-saudara, dan berbagai masalah segera tidak bisa diatasi. Untungnya, kami sekarang agak tenang, Ketegangan agak reda. Yang pasti semakin cepat warga yang diculik dari kedua pihak dibebaskan, semakin baik bagi Lebanon. Ini adalah insiden yang berbahaya,” ungkapnya.
Sementara kekhawatiran bertambah karena kelompok Mekdad akan menculik lagi, Maher Mekdad mengumumkan hari Kamis bahwa keluarganya akan menunggu hasil perundingan yang dilakukan komisi krisis dalam Kabinet Lebanon sebelum bertindak lebih jauh.
Mekdad mengatakan yakin drama penculikan itu akan segera berakhir, mengisyaratkan bahwa ia merasa kerabatnya akan dibebaskan dalam beberapa hari mendtang. Tetapi ia menyampaikan pesan jelas kepada pemerintah Turki, yang diyakininya berperan penting dalam pemecahan masalah itu.
Berkenaan dengan pemerintah Lebanon, katanya, pemerintah harus memperhatikan warganya dan tidak membiarkan mereka mengatasi masalah mereka sendiri.