Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 memasuki bulan kedua, para keluarga korban penumpang warga China tetap berada di Beijing, menunggu jawaban atas nasib pesawat ini.
BEIJING, CHINA —
Upaya pencarian internasional terhadap pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, hanya memperoleh sedikit jawaban, meskipun telah menghabiskan jutaan dolar dan lebih dari satu bulan pencarian.
Pihak berwenang Australia hari Senin (14/4) mengumumkan bahwa pencarian serpihan pesawat itu akan berakhir dalam waktu 2 hari, dan sebuah alat kapal selam tak berawak yang disebut Bluefin 21, secara perlahan mulai memetakan dasar samudra dengan kamera beresolusi tinggi, sebuah proses yang akan perlu waktu berbulan-bulan.
Sebagian besar penumpang pesawat dari Kuala Lumpur ke Beijing itu adalah warga etnis Tionghoa. Lebih dari 200 keluarga penumpang itu tiap hari terus bertemu dengan pejabat-pejabat Malaysia di hotel Lido di pinggiran Beijing.
Ibu Steve Wang berada di pesawat yang hilang itu. Ibu Wang mengatakan, kehilangan orang yang dicintai, telah menyatukan sesama keluarga penumpang.
“Kami bukan hanya hanya teman, kami adalah keluarga,” kata ibu Steve Wang.
Pihak berwenang Australia memperingatkan bahwa pencarian itu bisa memakan waktu bertahun-tahun dan mungkin kotak hitam yang berisi data penerbangan, tidak akan pernah ditemukan. Para sanak-keluarga penumpang itu mengatakan akan menunggu di hotel sampai mereka mendapat jawaban.
Ibu Wang menambahkan, “Terdapat beberapa kesalahan jelas sejak semula dan mereka seharusnya mencari siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang bersalah”.
China berulang kali memanggil pihak berwenang Malaysia untuk mengungkapkan informasi tentang kecelakaan itu, menyusul pengungkapan bahwa pihak berwenang telah menunggu berhari-hari untuk memberitahu tentang perubahan tiba-tiba jalur penerbangan pesawat malang itu.
Menyusul terungkapnya informasi itu, banyak keluarga di Beijing merasa skeptis mengenai informasi yang di diberikan oleh pihak maskapai penerbangan dan pemerintah Malaysia, dan menunggu bukti yang meyakinkan bahwa pesawat itu jatuh di Samudera Hindia bagian selatan.
Warga Amerika, Gail Dunham merasa bersimpati. Dia mengetuai sebuah organisasi Amerika yang disebut, National Air Disaster Alliance, atau Perhimpunan Kecelakaan Udara Nasional, yang menganjurkan keselamatan penerbangan dan menyediakan bantuan bagi mereka yang selamat dalam kecelakaan dan anggota keluarga para korban kecelakaan pesawat. Dia telah bertemu beberapa kali dengan para anggota keluarga itu korban di Beijing itu.
“Kami punya banyak kesamaan dengan para keluarga Tionghoa ini, upaya mereka mencari kebenaran dan keinginan mereka untuk tahu,” kata Gail.
Pesawat nomor penerbangan MH370 itu hilang pagi hari tanggal 8 Maret. Tidak ada tanda-tanda sejak itu, namun anggota keluarga para penumpang akan terus menunggu di Beijing sampai mereka mengetahui nasib pesawat itu dan para penumpangnya.
Pihak berwenang Australia hari Senin (14/4) mengumumkan bahwa pencarian serpihan pesawat itu akan berakhir dalam waktu 2 hari, dan sebuah alat kapal selam tak berawak yang disebut Bluefin 21, secara perlahan mulai memetakan dasar samudra dengan kamera beresolusi tinggi, sebuah proses yang akan perlu waktu berbulan-bulan.
Sebagian besar penumpang pesawat dari Kuala Lumpur ke Beijing itu adalah warga etnis Tionghoa. Lebih dari 200 keluarga penumpang itu tiap hari terus bertemu dengan pejabat-pejabat Malaysia di hotel Lido di pinggiran Beijing.
Ibu Steve Wang berada di pesawat yang hilang itu. Ibu Wang mengatakan, kehilangan orang yang dicintai, telah menyatukan sesama keluarga penumpang.
“Kami bukan hanya hanya teman, kami adalah keluarga,” kata ibu Steve Wang.
Pihak berwenang Australia memperingatkan bahwa pencarian itu bisa memakan waktu bertahun-tahun dan mungkin kotak hitam yang berisi data penerbangan, tidak akan pernah ditemukan. Para sanak-keluarga penumpang itu mengatakan akan menunggu di hotel sampai mereka mendapat jawaban.
Ibu Wang menambahkan, “Terdapat beberapa kesalahan jelas sejak semula dan mereka seharusnya mencari siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang bersalah”.
China berulang kali memanggil pihak berwenang Malaysia untuk mengungkapkan informasi tentang kecelakaan itu, menyusul pengungkapan bahwa pihak berwenang telah menunggu berhari-hari untuk memberitahu tentang perubahan tiba-tiba jalur penerbangan pesawat malang itu.
Menyusul terungkapnya informasi itu, banyak keluarga di Beijing merasa skeptis mengenai informasi yang di diberikan oleh pihak maskapai penerbangan dan pemerintah Malaysia, dan menunggu bukti yang meyakinkan bahwa pesawat itu jatuh di Samudera Hindia bagian selatan.
Warga Amerika, Gail Dunham merasa bersimpati. Dia mengetuai sebuah organisasi Amerika yang disebut, National Air Disaster Alliance, atau Perhimpunan Kecelakaan Udara Nasional, yang menganjurkan keselamatan penerbangan dan menyediakan bantuan bagi mereka yang selamat dalam kecelakaan dan anggota keluarga para korban kecelakaan pesawat. Dia telah bertemu beberapa kali dengan para anggota keluarga itu korban di Beijing itu.
“Kami punya banyak kesamaan dengan para keluarga Tionghoa ini, upaya mereka mencari kebenaran dan keinginan mereka untuk tahu,” kata Gail.
Pesawat nomor penerbangan MH370 itu hilang pagi hari tanggal 8 Maret. Tidak ada tanda-tanda sejak itu, namun anggota keluarga para penumpang akan terus menunggu di Beijing sampai mereka mengetahui nasib pesawat itu dan para penumpangnya.