Ini akan menjadi Natal pertama yang dilalui Lyubov tanpa putranya, Taras Onyskiv, yang meninggal pada usia 32 tahun pada Mei saat melawan pasukan Rusia di garis depan sisi timur.
Dia membawa pohon Natal ke nisan putranya di pemakaman Lviv, yang tertutupi oleh salju yang baru saja turun.
“Kami akan datang dan merayakan Natal di sini,” katanya, setelah memasang lampu hias di atas batu nisan.
Dia mengenang Natal-Natal yang telah berlalu dan tradisi keluarga yang sudah berlangsung lama, yaitu memasukkan kertas berisi harapan ke dalam donat yang baru dipanggang.
“Kami selalu sangat bahagia,” kata dia.
Hampir tiga tahun setelah invasi Rusia, perayaan Natal di seluruh Ukraina diselimuti oleh kesedihan.
“Sayangnya, tidak semua dari kami pulang. Sayangnya, tidak semua orang punya rumah. Dan tragisnya, tidak semua orang masih bersama kami,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato merayakan Natal ketiga setelah invasi Rusia.
Tentara Ukraina berada dalam posisi terdesak di sebagian besar garis depan, termasuk di Donbas, wilayah di bagian timur.
Pasukan Rusia mendekati Pokrovsk, tempat kelahiran Mykola Leontovych, yang menggubah lagu Tahun Baru Ukraina “Shchedryk”, yang kemudian diadaptasi menjadi Carol of the Bells yang terkenal.
“Seorang warga Ukraina memberikan semangat musik Natal kepada dunia. Semoga semua orang di dunia mengingat Ukraina saat mereka mendengarnya,” kata presiden lagi.
Lyubov bukan satu-satunya yang berencana untuk menghabiskan hari libur di pemakaman Lychakiv di Lviv tenggara, salah satu kuburan tertua di Eropa tempat beberapa keluarga telah mendekorasi makam orang yang mereka cintai.
BACA JUGA: Rudal Rusia Target Kyiv, Setelah Ukraina Tembakkan Rudal Buatan Amerika Lintasi PerbatasanSejak Rusia menginvasi, deretan kuburan baru telah muncul, menciptakan lautan bendera Ukraina biru-kuning dan spanduk nasionalis merah-hitam.
“Kami akan membawa bubur Natal ke sini pada Malam Natal. Kami akan berdoa agar dia hidup tenang di surga tanpa kami,” kata Mariya Lun, yang kehilangan putranya, Yuri, pada 2022.
Zelenskyy baru-baru ini mengatakan bahwa 43 ribu tentara Ukraina telah tewas dalam perang tersebut - meskipun perkiraan independen menyebutkan jumlah korban jauh lebih tinggi.
PBB juga mengatakan jumlah warga sipil yang tewas yang dikonfirmasi sebanyak 11.743 adalah jumlah yang jauh lebih rendah.
“Ada perang, perang yang kejam, dan anak-anak kita sedang sekarat, kita berduka atas putra-putra kita,” kata Lun. [ns/uh]