Jumlah kematian akibat virus korona baru (2019-nCoV) di China melampaui 1.000 orang setelah Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah, melaporkan 103 kematian, Senin (10/2).
Pejabat China mengatakan kini terdapat hampir 43.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh negara itu.
Televisi pemerintah China melaporkan, Presiden Xi Jinping, Senin (9/2), mengunjungi pasien virus korona di satu rumah sakit di Beijing dan menyerukan "langkah-langkah yang lebih tegas" untuk mengatasi wabah itu.
Pada hari yang sama, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penularan virus korona antara orang-orang yang tidak pernah ke China bisa menjadi "percikan api yang menjadi lebih besar."
Bank Sentral China menyediakan AS$43 miliar guna membantu bisnis yang terlibat dalam memerangi epidemi itu.
Jumlah kematian akibat virus korona lebih tinggi daripada wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) yang terjadi pada 2002-2003. SARS yang diyakini menewaskan 774 orang dan menulari hampir 8.100 di China dan Hong Kong. [ka/pp]