Kematian Perempuan Transgender Picu Kecaman di Kurdistan Irak

Seorang perempuan transgender dilaporkan dibunuh oleh saudara laki-lakinya, di kota Kurdi, Irak. (Foto: Ilustrasi)

Kematian seorang perempuan transgender berusia 23 tahun di kota Kurdi Duhok telah memicu kemarahan para aktivis hak asasi manusia dan diplomat di wilayah Kurdistan Irak.

Doski Azad dilaporkan dibunuh pada Senin (31/1) oleh saudara laki-lakinya, yang tampaknya telah melarikan diri dari negara itu. Media Kurdi menggambarkan Azad sebagai korban pembunuhan demi kehormatan.

Pihak berwenang setempat mengatakan mereka sedang menyelidiki kasus tersebut.

“Penyelidikan kami sejauh ini menunjukkan bahwa Doski Azad dibunuh oleh saudara laki-lakinya di sebuah lokasi di luar kota sebelum dia berhasil melarikan diri dari TKP,” kata Hemin Suleiman, juru bicara kepolisian Duhok, seraya menambahkan bahwa korban dibunuh dengan pistol.

BACA JUGA: Lagi, Iran Eksekusi 2 Pria Gay atas Tuduhan Sodomi

Dia mengatakan kepada VOA bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk tersangka, yang dilaporkan tinggal di Jerman.

Pembunuhan demi menjaga kehormatan atau honor killings umum terjadi di Irak, termasuk di wilayah semi-otonom Kurdistan, tetapi kelompok-kelompok HAM mengatakan komunitas LGBTQ telah didiskriminasi oleh sebagian besar penduduk konservatif.

Hayfa Doski, seorang aktivis hak-hak perempuan di Duhok, mengatakan pembunuhan itu telah menjadi peringatan di berbagai komunitas.

BACA JUGA: Negara-negara Muslim Halangi Kelompok Gay Hadiri Pertemuan PBB

“Tetapi orang-orang transgender khususnya sangat prihatin dengan pembunuhan ini,” katanya kepada VOA. “Mereka sudah merasa didiskriminasi dalam masyarakat kita dan serangan seperti ini hanya memperburuk ketakutan itu.”

Dia mengatakan banyak orang telah menggunakan media sosial untuk menyatakan ketakutan mereka setelah pembunuhan minggu ini.

Konsulat Amerika Serikat di Irbil, ibu kota Kurdistan Irak, mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis (3/2) yang mengutuk pembunuhan itu dan mendesak “pihak berwenang setempat untuk menyelidiki pembunuhan itu dan mengadili pelakunya sepenuhnya sesuai hukum.”

Para aktivis HAM di wilayah Kurdistan mengatakan nilai-nilai konservatif tidak boleh menjadi alasan bagi masyarakat untuk mentolerir diskriminasi dan kejahatan kekerasan terhadap para anggota komunitas LGBTQ.

“Mereka dilahirkan seperti itu, jadi masyarakat harus menerima mereka apa adanya,” kata Abdulrahman Bamerni, seorang aktivis hak asasi manusia di Duhok. “Kita tidak boleh membunuh seseorang hanya karena dia berbeda dengan kita.” [lt/em]