Kemenangan Demokrat, Peringatan bagi Trump dan Partai Republik

  • Associated Press

Para pendukung Ralph Northam dari Partai Demokrat merayakan kemenangan pada pemilihan Gubernur Virginia, di kota Fairfax, Virginia Selasa malam (7/11).

Tepat satu tahun setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden, gelombang sentimen anti-Trump membantu Demokrat meraih kemenangan besar dalam persaingan gubernur di Virginia dan New Jersey serta sejumlah pemilihan lokal.

Persaingan gubernur di sejumlah negara bagian Amerika, menguji kekuatan nasionalisme Presiden Trump yang berapi-api melawan kekuatan perlawanan terhadap Trump dan menjadi peringatan serius terhadap Trump dan partai Republik.

Ralph Northam dari Partai Demokrat memenangkan pemilihan gubernur negara bagian Virginia dalam persaingan ketat mengalahkan Ed Gillespie dari Partai Republik dalam pemilihan untuk menggantikan gubernur dari Partai Demokrat, Terry McAuliffe. Di New Jersey, Phil Murphy dari Partai Demokrat menang dalam persaingan untuk menggantikan gubernur dari Partai Republik Chris Christie, sebuah kemenangan yang diharapkan atas calon dari Partai Republik Kim Guadagno.

"Saya kira ini adalah teguran yang cukup penting dan sangat terkait dengan presiden," kata Kyle Kondik, seorang ilmuwan politik di University of Virginia Center for Politics.

Demokrat juga meraih kemenangan di Maine, di mana para pemilih mempermalukan gubernur dari Partai Republik di negara bagian itu, seorang sekutu Trump, dengan mendukung tindakan guna memperluas jangkauan Medicaid berdasarkan UU Asuransi kesehatan mantan Presiden Barack Obama, dan di New York dan Boston di mana kedua walikotanya berasal dari Partai Demokrat dan pengecam keras Trump memenangkan pemilihan untuk masa jabatan kedua dengan mudah. Pemilih di Virginia memilih seorang perempuan transgender di antara puluhan calon Demokrat yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan negara bagian itu.

"Masih ada waktu mengubahnya tapi Partai Republik masih harus banyak melakukan pekerjaan rumah untuk bisa mencegah dampak buruk semacam ini mengancam mereka tahun depan," kata Kondik.

Sementara itu, Pemimpin fraksi Minoritas di DPR, Nancy Pelocy mengatakan itu menandai pergeseran dalam sikap warga tentang arah yang harus ditempuh oleh pimpinan mereka.

"Kesempatan tentu terbuka bagi kita. Tahun 2005, kita punya presiden, Presiden Bush, yang popularitasnya turun menjadi 38 persen, di mana Presiden Trump sekarang berada. Ini membuka kesempatan. Artinya kita mendapatkan anggota baru dan mereka mendapatkan masa pensiun," kata Pelosi.

Kemenangan Demokrat yang gemilang menjadi hari kekalahan Partai Republik yang paling penting di masa kepresidenan Trump yang masih baru dan partainya Partai Republik tiba-tiba menghadapi musim pemilihan sela penuh ancaman tahun depan. [my/al]