Rakyat AS akan mendatangi TPS-TPS November mendatang untuk memberikan suara mereka dalam pemilu paruh waktu untuk memilih anggota Kongres dengan taruhan besar di mana fraksi Republik yang mengontrol DPR dan Senat terancam. Hasil pemilu itu bisa memberikan pengaruh besar terhadap Presiden Donald Trump, dan dia mulai menyadari hal itu.
Pada sebuah rapat akbar bergaya kampanye baru-baru ini di Michigan, Presiden membuat panas kubu Partai Demokrat yang beroposisi.
“Suara untuk seorang Demokrat bulan November adalah suara bagi perbatasan yang terbuka dan kejahatan. Begitu gambaran sangat sederhananya,” kata Trump.
Trump berusaha membuat para pendukungnya bergairah dengan pemilihan anggota Kongres di bulan November, di mana Partai Demokrat diperkirakan akan menang besar. “Kita harus memberikan suara kita, kita harus berjuang keras, dan kita harus menang d DPR dan Senat. Saya kira kita akan menang di Senat. Saya kira kita akan menang di DPR karena ekonomi sangat bagus,” katanya.
Partai Demokrat berjuang merebut kemenangan dengan bantuan miliarder Tom Steyer. Sebagai aktivis Demokrat, Steyer berharap jika fraksi Demokrat berhasil mengambil alih kontrol DPR, Trump bisa dimakzulkan tahun depan.
“Kita sekarang tahu bahwa perjuangan partai ini telah menjadi perjuangan sengit Amerika, dan kami, sebagai rakyatnya, harus memenangkan perjuangan ini,” kata Tom Steyer.
John Fortier, analis dari Bipartisan Policy Center, pusat kajian kebijakan, mengatakan, tingkat dukungan rakyat yang rendah terhadap presiden membuat posisi Partai Republik rapuh.
“Dukungan terhadap kinerja Trump berada pada titik yang rendah. Bukan yang terendah, namun berada pada kisaran 41 atau 42 persen. Ia masih memiliki dukungan sangat kuat dari basis Partai Republik, namun ia telah memotivasi banyak orang di kubu Demokrat untuk menentangnya. Kita melihat, pemilu-pemilu khusus menentang kubu Republik,” kata Fortier.
Selain itu, sejumlah besar anggota Kongres dari Partai Republik telah mengumumkan akan pensiun tahun ini sehingga membuka peluang kemenangan lebih besar bagi Partai Demokrat.
Jim Kessler, analis dari Third Way, sebuah lembaga kajian kebijakan nasional berhaluan kiri-tengah mengatakan, “Ada isyarat pesimisme yang nyata. Bahkan ketua DPR telah memutuskan untuk tidak mencalonkan diri kembali. Partai Demokrat unggul di setiap persaingan dan pemilu khusus sejak Donald Trump terpilih.”
Bill Galston, analis dari Brookings Institution mengatakan, hilangnya kontrol Partai Republik di salah satu majelis di Kongres akan memiliki konsekuesi politik besar. “Kehilangan kontrol di DPR akan menyulitkan agenda legislatif pemerintahan Trump. Kehilangan kontrol di Senat akan menyulitkan penunjukkan pejabat.”
“Kita akan membuat Amerika hebat lagi! Terima kasih semuanya,” kata Trump.
Trump kemungkinan akan menghabiskan banyak waktu dalam kampanye tahun ini karena sadar bahwa kehilangan beberapa kursi di DPR dan Senat akan merugikan mayoritas Partai Republik di Kongres. [ab/lt]