Kemenkes Gaza: Korban Tewas Serangan Israel Lampaui 30 Ribu

Warga Palestina berduka di dekat jenazah di Rumah Sakit Kamal Edwan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, 29 Februari 2024, setelah tentara Israel diduga melepaskan tembakan ke arah warga Gaza yang bergegas menuju truk berisi bantuan kemanusiaan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai 280 lainnya ketika massa warga Palestina menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza. Insiden terjadi di bundaran al-Nabusi di bagian barat kota.

Militer Israel mengatakan sedang memeriksa peristiwa tersebut.

Di tempat lain di Gaza, Pasukan Pertahanan Israel melaporkan mereka melakukan operasi darat di Gaza utara, serta melancarkan serangan udara di daerah Khan Younis di bagian selatan Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Kamis pagi bahwa jumlah total warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel telah meningkat menjadi sedikitnya 30.035 orang, dan 70.457 lainnya terluka.

Di Jenewa, Kepala Badan HAM PBB Volker Turk mengatakan semua pihak dalam perang Israel-Hamas telah melakukan kejahatan perang. “Sudah waktunya – seharusnya sudah sebelum ini – untuk perdamaian, penyelidikan dan akuntabilitas,” kata Turk kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Ia juga memperingatkan tentang rencana serangan Israel di Rafah, wilayah selatan Gaza yang diperkirakan kini dihuni 1,5 juta warga Palestina. Banyak dari mereka adalah pengungsi dari wilayah lain untuk mencari keselamatan. Menurut Turk, serangan di Rafah “akan mendorong penduduk Gaza yang sedang mengalami mimpi buruk ke dalam dimensi baru kehancuran.”

BACA JUGA: Serangan Israel Tewaskan Puluhan Penduduk Gaza yang Sedang Menunggu Bantuan Kemanusiaan

Para pejabat Israel telah menyebutkan akan mengevakuasi warga sipil dari Rafah. Tetapi mereka belum memberi rincian tentang ke mana warga Palestina bisa pergi. Mesir, yang berbatasan dengan Rafah, menyatakan tidak akan membuka perbatasannya. Sebagian besar wilayah Gaza telah luluh lantak akibat serangan besar-besaran Israel sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang di Israel.

PBB, Rabu, mengatakan bahwa orang-orang yang mencoba mendistribusikan atau menerima bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza menghadapi tantangan yang mengancam nyawa. Berbicara kepada wartawan di New York, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahaya yang ditimbulkan oleh konflik yang sedang berlangsung ini telah mendorong PBB berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.

“Memang, ada truk-truk yang menyeberang dari Israel ke Gaza. Situasi di Gaza, seperti yang telah kami jelaskan berkali-kali, hampir mustahil bagi kami untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan,” kata Dujarric. “Ada konflik aktif yang sedang terjadi. Ada pelanggaran hukum dan ketertiban. Kurang koordinasi dalam bidang keamanan dan penyelesaian konflik dengan Israel. Kami telah memaparkan semua tantangan itu. Tetapi semua itu tidak membuat kami berhenti bekerja.” [ka/ab]