Kemenkes Pastikan Keamanan Dokter di Wamena

Menteri Kesehatan Nila Moeloek bersama jajarannya saat menggelar konferensi pers soal keamanan petugas medis di Wamena, Papua di Jakarta, Senin (29/9). (Foto: VOA/Sasmito)

Menteri Kesehatan Nila Moeloek memastikan tentang keamanan serta ketersediaan dokter dan tenaga medis di Wamena, Papua, menyusul tewasnya Dokter Soeko Marsetiyo pekan lalu di Wamena.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan telah berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri di Kementerian Koordinator Keamanan untuk memastikan keamanan dokter dan petugas medis di Papua. Menurutnya, masih ada sekitar 31 dokter dan sejumlah perawat yang memutuskan tinggal di Wamena.

Kata dia, pemerintah juga telah sepakat untuk membentuk tim kesehatan gabungan yang terdiri dari TNI, Kepolisian dan tenaga medis sipil. Tim kesehatan gabungan ini akan bekerja untuk semua wilayah Papua yang membutuhkan bantuan tenaga medis.

"Leadernya adalah TNI-Polri. Kami mendukung dan kita akan kerjasama.Jadi misalnya jika diperlukan bahan seperti obat-obatan kami bisa menitip ke TNI melalui Hercules sehingga bisa direct langsung ke Wamena," jelas Nila Moeloek di gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (30/9).

Nila Moeloek juga menyarankan kepada dokter dan tenaga medis agar selalu menggunakan baju kesehatan yang berwarna putih untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap mereka saat kerusuhan. Ia juga meminta dokter dan tenaga medis berada di rumah sakit jika merasa tidak aman.

Kendati demikian, Nila menuturkan kondisi dan pelayanan kesehatan di Wamena sudah mulai kondusif. Hal tersebut sama dengan yang dituturkan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih. Namun Daeng menuturkan kebutuhan logistik di wilayah Wamena masih kurang.

Your browser doesn’t support HTML5

Kemenkes Pastikan Keamanan Dokter di Wamena

"Disampaikan oleh kawan-kawan memang sudah mulai kekurangan logistik. Itu mungkin yang akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk membantu asupan obat-obat maupun asupan makanan baik itu untuk pengungsi ataupun pasien di daerah Wamena," jelas Daeng M Faqih.

Catatan Kementerian Kesehatan setidaknya ada 1600-an pengungsi di bandara. Jumlah tersebut belum termasuk pengungsi yang berada di rumah keluarganya dan di gereja, serta di tempat aman lainnya.

Terkait kekurangan logistik, Menkes Nila Moeloek mengatakan ia telah mendata kekurangan bahan-bahan logistik berupa obat-obatan yang akan dikirimkan bekerjasama dengan TNI. Sementara untuk logistik makanan nantinya akan disediakan oleh Kementerian Sosial.

Sementara itu Kapuskes TNI Bambang Dwi Hasto menjelaskan TNI telah mengirimkan satu unit Kapal Rumah Sakit Dr Soeharso yang berisi enam puluhan petugas medis untuk membantu masyarakat di Wamena. Tenaga medis tersebut memiliki kemampuan seperti bedah umum, bedah ortopedi dan penanggulangan penyakit dalam.

"Tadi pagi sudah kita update bahwa situasi RS Wamena sudah berjalan lancar. Kemudian keamanan operasi-operasipun sudah berjalan lancar," jelas Bambang Dwi Hasto.

Sementara itu, jumlah tenaga medis yang dikirimkan dari kepolisian berjumlah 58 orang dari berbagai spesialisasi.

Pekan lalu, Dokter Soeko Marsetiyo (57 tahun) meninggal karena dianiaya ketika terjadi demo yang berujung rusuh di Wamena. Soeko mengalami luka akibat benda tajam dan sempat dirawat di Rumah Sakit Wamena, namun nyawanya tidak tertolong. [sm/uh]