Kenya Mendapat Kabel Komunikasi Huawei yang Terkoneksi dengan China

Seorang pejalan kaki berjalan melewati sebuah warung internet di wilayah miskin Kibera di Nairobi, Kenya, pada 29 September 2021. (Foto: AP/Brian Inganga)

China telah membangun kabel bawah laut berkecepatan tinggi sepanjang 15.000 kilometer yang menghubungkan negara tersebut dengan Kenya dalam program bernilai jutaan dolar yang Beijing sebut sebagai "jalur sutra digitalnya." Di lain hal, Afrika juga membutuhkan infrastruktur untuk mendapatkan konektivitas internet yang lebih baik.

Perusahaan besar asal China, Huawei, adalah pemegang saham dalam proyek kabel PEACE senilai $425 juta, yang merupakan singkatan dari “Pakistan dan Afrika Timur Terhubung dengan Eropa.” Kabel tersebut membentang dari Asia ke Afrika dan kemudian berakhir di Prancis.

BACA JUGA: Pinjaman China ke Sub-Sahara Afrika Lampaui Jumlah yang Dipinjamkan Negara-negara Barat

Pembangunan jalur kabel tersebut, pada Selasa (29/3), mencapai kota pesisir Mombasa dengan CEO perusahaan mitra, Telekom lokal Kenya, Mugo Kibati, mengatakan kabel itu akan membantu memenuhi peningkatan tajam permintaan layanan internet di benua itu di mana penggunaan internetnya tertinggal dari negara-negara lain di dunia namun penduduknya yang berkembang dan anak-anak mudanya semakin melek digital.

“Kabel berkapasitas sangat tinggi ini akan membantu Kenya dan kawasan memenuhi kebutuhan kapasitas broadband saat ini dan di masa depan, meningkatkan redundansi, meminimalkan waktu transit konektivitas negara kita ke Asia dan Eropa, serta membantu operator menyediakan layanan yang terjangkau bagi warga Kenya,” kata Kibati.

Sementara itu, COO PEACE Cable, Sun Xiaohua, dalam sebuah pernyataan mengatakan infrastruktur baru itu akan “membawa lebih banyak pengembangan bisnis ke wilayah ini.” Dari Kenya, kabel tersebut nantinya akan diperpanjang lebih jauh ke pantai timur benua itu, hingga Afrika Selatan.

BACA JUGA: Menteri Luar Negeri: China Tidak Menjebak Afrika Ke Dalam Utang

Diperkirakan sebanyak 95 persen data internasional disalurkan melalui kabel bawah laut, dan di Afrika sendiri, China telah mendominasi, dengan sebagian besar proyek yang ditujukan untuk menghubungkan benua itu.

Selain kabel PEACE, China juga mengusulkan proyek kabel 2Africa yang akan menjadi salah satu proyek bawah laut terbesar di dunia ketika diluncurkan pada tahun 2024. [my/jm]