Kenya Rayakan Disingkirkannya Patung Ratu Victoria

Peta Kenya.

Disingkirkannya pengingat penting mengenai kolonisasi Inggris di Kenya masih dirayakan bertahun-tahun setelah penanda itu diturunkan.

Patung Ratu Victoria dari Inggris berdiri lebih lama daripada beberapa patung lainnya dari era sebelum kemerdekaan Kenya dari Inggris pada tahun 1963.

Kepala patung itu dipenggal dan dibuang ke semak-semak di dekatnya lima tahun silam setelah berdiri di Jeevanjee Gardens di Nairobi selama satu abad lebih.

Warga Nairobi Samuel Obiero menyambut baik disingkirkannya patung itu, seraya mengatakan warga tidak ingin setiap kali diingatkan pada perbudakan, kolonialisme, dan semua hal yang melekat dengan perlakuan buruk itu. Ia menambahkan orang sangat menderita di tangan penjajah.

Di berbagai penjuru dunia, patung-patung yang memberi penghormatan kepada orang-orang dengan sejarah terkait rasisme dan perbudakan mulai diturunkan.

Desakan ini meningkat setelah kematian George Floyd, lelaki kulit hitam America yang tewas bulan lalu setelah seorang polisi kulit putih di Minneapolis menindih leher Floyd dengan lututnya selama hampir sembilan menit.

Polisi itu ditahan atas tuduhan pembunuhan, dan FBI sedang menyelidiki apakah terjadi pelanggaran HAM dalam peristiwa itu.

Tiga polisi lainnya yang berada di tempat kejadian didakwa membantu dan bersekongkol dalam kasus tersebut. [uh/ab]