Kepala Badan PBB Untuk Urusan Pengungsi Palestina atau United National Relief and Works Agency (UNRWA), Rabu (6/11), mengundurkan diri, menyusul penyelidikan pendahuluan internal terkait “isu-isu manajemen.”
Isu-isu itu mencerminkan keprihatinan terhadap dugaan perlakuan seksual tidak semestinya, nepotisme dan penyalahgunaan wewenang lainnya di badan itu.
Tuduhan dalam laporan rahasia kantor etik PBB itu disampaikan di tengah krisis keuangan UNRWA akibat kehilangan sumber pendanaan dari Amerika yang merupakan donor terbesar badan itu. Amerika menolak mengucurkan bantuan seperti yang sudah disepakati.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl telah menyampaikan pengunduran dirinya, yang akan berlaku beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenakan “cuti administratif” terhadapnya.
Dujarric mengatakan Guterres menyampaikan rasa terima kasih “atas komitmen dan dedikasi Krahenbuhl” pada UNRWA dan pengungsi Palestina.
Juru bicara itu menilai temuan awal penyelidikan oleh Kantor PBB Urusan Pengawasan Internal OIOS itu “mengecualikan penipuan atau penyalahgunaan dana operasional oleh komisaris jendral.”
Dujarric mengatakan Krahenbuhl dikenai cuti administratif untuk mengklarifikasi masalah manajerial lebih lanjut “sehingga dapat diambil keputusan final dan langkah yang tepat.” Ditambahkannya, penyelidikan OIOS masih terus berlanjut.
Guterres telah menunjuk Christian Saunders sebagai pelaksana tugas (plt) kepala UNRWA selama Krahenbuhl cuti, dengan tugas mewujudkan rencana memperkuat manajemen, pengawasan dan akuntabilitas badan itu.
Saunders, yang berkewarganegaraan Inggris, telah ditunjuk sebagai plt wakil komisaris jenderal sem UNRWA ketika isu itu mulai menyeruak. Ia memulai kariernya di UNRWA pada 1989 ketika ditempatkan di Gaza dan baru-baru ini menjadi wakil sekjen PBB untuk manajemen rantai pasokan.
UNRWA dibentuk untuk membantu 700 ribu pengungsi Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka selama perang menjelang pendirian Israel pada 1948. UNRWA kini memberikan layanan pendidikan, kesehatan, pangan dan layanan lain bagi 5,5 juta pengungsi, anak dan cucu mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, juga yang berada di Yordania, Suriah dan Lebanon. [em/pp]