Kepala Bank Sentral Amerika Janet Yellen memperkirakan pasar tenaga kerja Amerika akan terus pulih dan tingkat inflasi akan mendekati 2% sebagaimana ditetapkan Bank Sentral.
Beberapa ekonom melihat hal itu sebagai sinyal bahwa Bank Sentral akan menaikkan tingkat suku bunga patokan pada 16 Desember mendatang, perubahan yang telah dipertimbangkan sejak lama.
Dalam pidato di Economic Club di Washington DC hari Rabu (2/12), Kepala Bank Sentral Amerika Janet Yellen mengatakan penurunan ekonomi akibat kuatnya dolar Amerika dan goyahnya pasar luar negeri akan menyurut seiring berjalannya waktu. Ia mengingatkan bahwa laporan ekonomi yang buruk bisa menunda kenaikan suku bunga.
Laporan ekonomi utama akan dikeluarkan hari Jumat (4/12) dan diperkirakan akan menunjukkan tingkat penggangguran yang relatif pada kisaran 5% dan kenaikan 190 ribu lapangan kerja di seluruh Amerika.
Bank Sentral Amerika memangkas tingkat suku bunga mendekati 0% ketika terjadi krisis keuangan tahun 2008. Tujuan kebijakan itu adalah membuat bisnis lebih cepat memperoleh pinjaman yang dibutuhkan untuk peralatan baru, menciptakan lapangan kerja dan memangkas pengangguran. Sejak upaya stimulus itu, tingkat pengangguran turun dari 10% menjadi 5% dan sebuah laporan baru dari Georgetown University mengatakan penggangguran – khususnya lulusan universitas – juga turun drastis.
Beberapa hasil penelitian yang dipublikasikan hari Rabu (2/12) mungkin memperbesar kemungkinan naiknya suku bunga. ADP – perusahaan yang memproses gaji sekitar 24 juta pegawai perusahaan di seluruh Amerika – mengatakan jumlah pekerja naik sebanyak 217 ribu orang pada bulan November lalu. Sebuah survei terpisah yang dilakukan Gallup atas para pekerja Amerika menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan pekerja baru jauh lebih banyak dibanding yang khawatir dengan PHK.
Carelogic – yang meneliti industri perumahan – mengatakan analisa terbaru menunjukkan adanya penurunan penjualan rumah terkait pengambilalihan rumah (foreclosure) dan kesulitan hidup lain. Pengambilalihan rumah oleh bank dan beberapa masalah lain terjadi ketika krisis keuangan, sehingga penurunan jumlah rumah yang dijual karena pemiliknya kesulitan dana menunjukkan pemulihan sektor perumahan. [em]