Baru-baru ini muncul rincian baru tentang harapan akan peran Amerika di Afghanistan menyusul keluarnya Amerika dari negara itu setelah perang selama 20 tahun. Wartawan VOA Carla Babb menjadi satu-satunya wartawan yang melakukan perjalanan dengan Panglima Komando Pusat Amerika CENTCOM, badan yang mengawasi operasi militer di seluruh Afghanistan dan Timur Tengah.
Amerika tidak berencana untuk mendukung pasukan Afghanistan dengan serangan udara terhadap Taliban pasca penarikan mundur pasukannya. Hal ini disampaikan Jenderal Frank McKenzie, Panglima Komando Pusat Amerika (CENTCOM) kepada VOA dalam sebuah wawancara eksklusif ketika melakukan perjalanan ke Eropa dan Timur Tengah.
VOA: Pasukan Amerika akan menyerang Taliban jika mereka menempatkan pasukan Afghanistan dalam bahaya, benar? Dan ini akan terus berlanjut hingga saat ini?
Frank McKenzie menjawab, “Iya, selama kita memiliki pasukan di negara itu. Tetapi sebagaimana Anda ketahui pada satu waktu di masa depan, tidak akan ada pasukan kita sama sekali di sana. Setelah itu serangan yang kita lakukan di Afghanistan adalah untuk menarget Al Qaida dan ISIS.”
BACA JUGA: Serangan di Afghanistan Hanya Fokus Untuk Cegah Serangan terhadap AS dan SekutuLebih jauh McKenzie mengatakan serangan-serangan kontra-teror di Afghanistan pada masa depan akan terbatas jika rencana musuh yang diketahui lebih dulu itu menarget Amerika dan sekutu-sekutunya di dalam negeri, seperti ketika ribuan orang tewas pada 11 September 2001.
“Jika demikian maka akan menjadi alasan untuk setiap serangan yang kami lakukan di Afghanistan setelah kami meninggalkan negara itu. Kami pasti akan melakukan serangan terhadap mereka jika mendapati bahwa mereka ingin menyerang Amerika atau salah satu sekutu dan mitra kita.”
Sejumlah pakar dan mantan panglima telah menyampaikan keprihatinan tentang kurangnya rincian yang diungkapkan Washington DC sejauh ini terkait upaya mengamankan Afghanistan pasca penarikan mundur pasukan Amerika.
Dengan hanya tinggal sedikitnya waktu hingga Amerika benar-benar menarik mundur seluruh pasukannya, purnawirawan Jendral Joseph Votel, mantan panglima CENTCOM, mengatakan pada VOA bahwa transparansi dengan sekutu-sekutu di Afghanistan adalah kuncinya.
“Saya kira kita berutang pada mereka (Afghanistan) untuk menjelaskan sejelas-jelasnya. Jadi sebenarnya kita merencanakan apa yang menjadi kebijakan kita. Dan mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang akan kita lakukan dan yang tidak akan kita lakukan,” kata Votel.
Amerika dan sekutu NATO akan terus membayarkan gaji para tentara Afghanistan, membantu Angkatan Udara Afghanistan tentang perawatan pesawat tempurnya dan melatih tentara Afghanistan. Dua yang terakhir itu akan dilakukan di luar Afghanistan.
Tetapi bagi pakar-pakar militer yang khawatir akan ambruknya militer Afghanistan begitu tentara Amerika meninggalkan negara itu, upaya-upaya tersebut tidak cukup.
Bradley Bowman di Foundation of Defense of Democracies mengatakan, “Hanya karena kita pergi dan mengatakan ini sudah berakhir, sebenarnya ini belum berakhir. Kita bicara soal perang abadi. Nah Taliban dan Al Qaida itu tertarik untuk melakukan jihad abadi, jadi mereka akan terus bertempur.”
Pentagon telah secara terbuka mengatakan kemenangan Taliban bukan kesimpulan yang tidak akan terjadi. Secara pribadi para pejabat pertahanan Pentagon mengatakan mereka jauh lebih khawatir. [em/lt]