Kepala dinas intelijen asing Rusia melakukan kunjungan ke Korea Utara pekan ini untuk memperdalam kerja sama bilateral antara Moskow dan Pyongyang serta untuk membahas keamanan regional yang lebih luas, kata dinas mata-mata Rusia, Kamis (28/3).
Sergei Naryshkin, kepala Dinas Intelijen Asing Rusia (SVR), penerus utama Direktorat Utama Pertama KGB, mengunjungi Pyongyang pada 25 hingga 27 Maret, kata SVR. Kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA adalah media pertama yang melaporkan lawatan itu. Naryshkin bertemu Menteri Keamanan Negara Korea Utara Ri Chang Dae, kata SVR.
“Mereka membahas isu-isu topikal mengenai perkembangan situasi internasional, memastikan keamanan regional, dan memperdalam kerja sama Rusia-Korea Utara dalam menghadapi berbagai upaya meningkatkan tekanan dari kekuatan asing,” kata SVR yang dikutip kantor berita pemerintah Rusia TASS.
KCNA mengatakan kedua pihak membahas peningkatan kerja sama lebih jauh untuk menghadapi “tindakan mata-mata dan rencana yang terus berkembang oleh kekuatan musuh.”
BACA JUGA: Anggota DK PBB Kecam Kerja Sama Militer Rusia-KorutPutin memperdalam hubungan dengan Korea Utara sejak invasi terhadap Ukraina pada tahun 2022. AS dn sekutu-sekutunya mengutuk apa yang mereka sebut sebagai pengiriman rudal Korea dalam jumlah besar ke Rusia untuk membantu upaya perangnya itu.
Rusia dan Korea Utara telah berulang kali menolak kritik itu. Moskow mengatakan akan membangun hubungan dengan negara mana pun yang diinginkannya dan bahwa kerjasamanya dengan Pyongyang tidak bertentangan dengan perjanjian internasional. Putin memberi Kim Jong Un hadiah limusin mewah Rusia, Aurus, kata Kremlin pada Februari lalu.
Sementara itu, satu delegasi Korea Utara yang mengunjungi Vietnam yang dipimpin Kim Song Nam, direktur departemen internasional di Partai Pekerja Korea yang berkuasa di Korea Utara, hari Selasa di Hanoi bertemu dengan Truong Thi Mai, anggota tetap sekretariat komite sentral Partai Komunis Vietnam. Keduanya membahas penguatan kerja sama dan peningkatan hubungan, menurut KCNA.
Pertemuan itu berlangsung sementara Pyongyang berupaya meluaskan keterlibatan diplomatiknya setelah lockdown terkait pandemi COVID-19. [uh/ab]