Kepala HAM PBB Michelle Bachelet menyebut kondisi di kamp-kamp penahanan itu mengerikan baik bagi para pengungsi dan migran dewasa maupun anak-anak, terutama bagi anak-anak. Juru bicaranya, Ravina Shamdasani, mengatakan kepada VOA bahwa komisioner tinggi itu, yang juga seorang mantan dokter anak, dan seorang ibu, nenek, dan mantan kepala negara, merasa sangat terpukul dengan penderitaan anak-anak itu.
Shamdasani mengatakan penahanan para migran anak dan dewasa seharusnya menjadi pilihan terakhir. Dia mengatakan kantor HAM PBB khawatir akan kebijakan manajemen pemerintah AS, yang sepertinya dilakukan dengan mendeteksi, menahan dan mendeportasi para migran tertentu.
"Ini mengerikan, apalagi banyak anak-anak dipisahkan dari keluarga mereka, ditahan dalam kondisi penahanan yang buruk. Berbagai Badan-badan HAM PBB telah menemukan bahwa banyak anak-anak ditahan mendapat perlakuan yang kasar, tidak berperikemanusiaan atau merendahkan, yang tentu saja dilarang UU internasional," ujar Shamdasani.
BACA JUGA: Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Bantah Tuduhan Perlakuan Buruk Terhadap MigranShamdasani mengatakan anak-anak seharusnya tidak ditahan atau dipisahkan dari keluarga mereka. Dia mengatakan hal itu bisa membahayakan bagi perkembangan dan kesejahteraan anak.
Kevin McAleenan, penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, hari Minggu (7/7) berkeras bahwa berbagai laporan mengenai kondisi yang tidak bersih dan kurangnya pangan dan air tidak berdasar. Dalam sebuah wawancara TV baru-baru ini, dia mengatakan pihaknya mengambil sejumlah langkah untuk memperbaiki pusat-pusat penahanan.
Sebagian anggota Kongres AS juga menyerukan diperbaikinya perlakuan migran yang ditahan dalam tahanan AS.
Para migran yang ditangkap oleh Patroli Perbatasan AS tahun ini mencapai tingkat tertinggi sejak 2007. Pada bulan Mei saja, para agen menahan hampir 133.000 pengungsi dan migran, termasuk lebih dari 11.500 anak tanpa didampingi orang tua mereka. (vm/jm)