Para pejabat Afghanistan mengatakan, kepala intelijen negara itu menjalani pembedahan setelah terluka dalam percobaan pembunuhan di Kabul.
Direktorat Keamanan Nasional (NDS) mengatakan, Asadullah Khalid terluka dalam yang disebutnya serangan teroris, Kamis, ketika seorang pembom bunuh diri menyerang wisma di ibukota.
Juru bicara NDS Shafiqullah Tahiri mengatakan penyerang tersebut membawa pesan damai atas nama Taliban ketika dia meledakkan bom di dalam wisma tersebut, yang digunakan oleh badan intelijen.
Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, dan mengatakan Khalid adalah sasaran mereka dan bahwa sejumlah pejabat intelijen Afghanistan juga terluka dalam pemboman itu.
Presiden Hamid Karzai menjenguk Khalid di rumahsakit dan mengatakan bahwa para dokter memberitahunya Khalid dalam keadaan baik. Presiden Karzai memberitahu para wartawan kepala intelijen Afghanistan itu kemungkinan akan dikirim ke luar negeri untuk pengobatan.
Khalid, yang dekat dengan keluarga Karzai, mengambil alih pimpinan badan intelijen pada bulan September setelah Presiden Karzai merombak kabinetnya. Setelah menduduki jabatan baru itu, Khalid memimpin operasi agresif menentang Taliban.
Seorang pejabat NDS dan kawan dekat Khalid yang tidak bersedia disebut namanya memberitahu VOA bahwa kepala intelijen itu luka parah pada bagian kanan tubuhnya, terutama di perut, kaki dan tangan, tapi dia kemungkinan untuk bertahan hidup.
Juru bicara NDS Shafiqullah Tahiri mengatakan penyerang tersebut membawa pesan damai atas nama Taliban ketika dia meledakkan bom di dalam wisma tersebut, yang digunakan oleh badan intelijen.
Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, dan mengatakan Khalid adalah sasaran mereka dan bahwa sejumlah pejabat intelijen Afghanistan juga terluka dalam pemboman itu.
Presiden Hamid Karzai menjenguk Khalid di rumahsakit dan mengatakan bahwa para dokter memberitahunya Khalid dalam keadaan baik. Presiden Karzai memberitahu para wartawan kepala intelijen Afghanistan itu kemungkinan akan dikirim ke luar negeri untuk pengobatan.
Khalid, yang dekat dengan keluarga Karzai, mengambil alih pimpinan badan intelijen pada bulan September setelah Presiden Karzai merombak kabinetnya. Setelah menduduki jabatan baru itu, Khalid memimpin operasi agresif menentang Taliban.
Seorang pejabat NDS dan kawan dekat Khalid yang tidak bersedia disebut namanya memberitahu VOA bahwa kepala intelijen itu luka parah pada bagian kanan tubuhnya, terutama di perut, kaki dan tangan, tapi dia kemungkinan untuk bertahan hidup.