Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell tiba di China pada hari Kamis, dalam upaya mengatur strategi “mengurangi risiko” dengan mitra dagang terbesarnya itu sambil meletakkan fondasi bagi pertemuan puncak yang direncanakan tahun ini.
Kunjungan itu berlangsung hanya beberapa hari setelah perang meletus antara Israel dan Hamas, yang mendorong Borrell untuk mengadakan pertemuan darurat para menteri luar negeri Eropa. China telah meminta semua pihak “untuk menghentikan permusuhan.”
Lawatan Borrell, yang ditangguhkan dua kali tahun ini dan diperkirakan berlangsung hingga Sabtu, akan melibatkan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan akan menangani berbagai isu yang mencakup hubungan bilateral, tantangan global dan perdagangan.
UE mengatakan kunjungan yang terbaru dari serangkaian dialog tingkat tinggi UE -China tersebut, “harus berujung pada pertemuan puncak UE -China akhir tahun ini.”
“Baru mendarat di China utnuk bersama-sama memimpin Dialog Strategis UE-China dengan sejawat saya Menteri Wang Yi,” kata Borrell di akun resminya di X, platform media sosial yang dulu dikenal sebagai Twitter.
“Kunjungan penting untuk membahas hubungan UE-China, tantangan regional dan global utama dengan otoritas pemerintah, cendekiawan dan para perwakilan bisnis,” tambahnya.
Hubungan antara Uni Eropa dan China sangat tegang sejak Rusia menginvasi Ukraina Februari lalu, yang oleh Beijing tidak dikecam.
Bukannya menghentikan dialog sama sekali, Brussels malah mendorong pendekatan dengan Beijing yang menyeimbangkan kekhawatiran bergantung terlalu banyak pada China sambil juga mempertahankan hubungan dengan ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah mendefinisikan posisi itu sebagai “pengurangan risiko bukannya pemisahan” dari China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan bahwa “China menyambut baik” kunjungan Borrell, seraya menambahkan bahwa lawatannya itu akan “menyuntikkan pendorong baru bagi upaya bersama kedua pihak untuk mengatasi berbagai tantangan serta menjaga stabilitas dan perdamaian dunia.”
“Dunia sekarang ini menghadapi situasi yang tidak stabil dan bergolak,” kata Wang.
“China dan Uni Eropa, sebagai dua kekuatan, pasar dan peradaban global utama, memiliki kesamaan kepentingan dalam … mempromosikan pembangunan global serta kemakmuran dan memajukan peradaban manusia.”
Von der Leyen yang melakukan kunjungan resmi ke China pada bulan April, bulan lalu mengumumkan bahwa UE meluncurkan penyelidikan mengenai ketentuan subsidi Beijing bagi industri kendaraan listriknya yang meningkat pesat. Para pemimpin Eropa telah mengatakan bahwa subsidi China itu menimbulkan kompetisi yang tidak adil di pasar otomotif mereka. Tetapi Beijing mengkritik investigasi itu, serta memperingatkan bahwa hal itu akan merusak hubungan dagangnya dengan blok tersebut. [uh/ab]