Kepala Polisi Filipina: Jual Beli Suara Pemilu 2022 Mungkin Berlangsung Digital

Warga Filipina mengisi surat suara mereka selama pemilihan untuk lebih dari 42.000 pemimpin desa secara nasional di Pasig, Metro Manila di Filipina 14 Mei 2018. (REUTERS/Erik De Castro)

Kepala polisi Filipina Guillermo Eleazar memperingatkan, Senin (14/6), bahwa para kandidat politik kemungkinan akan memanfaatkan pertumbuhan pesat platform digital dan dompet elektronik di negara itu untuk membeli suara pada pemilu tahun depan.

Rakyat Filipina akan memilih presiden dan wakil presiden, bersama lebih dari 300 anggota parlemen dan ribuan pejabat pemerintah daerah, dalam pemilu yang akan diadakan pada 9 Mei tahun depan.

Di Filipina, pemilu sering tercemar oleh praktik jual beli suara. Banyak politisi membujuk para pemilih dengan tawaran uang tunai, makanan dan hadiah lainnya untuk mendapatkan suara mereka.

Dalam situasi di mana mobilitas sosial masih dibatasi karena pandemi COVID-19, praktik jual beli suara tanpa melibatkan uang tunai akan menjadi lebih umum dan lebih sulit dideteksi, kata Eleazar.

“Pemantauan kegiatan jual beli suara pada Pemilu 2022 benar-benar akan menjadi tantangan besar bagi kami, " kata Eleazar dalam pernyataannya, sewaktu mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan mereka.

Seorang pria tua mencelupkan jarinya ke tinta setelah menyerahkan surat suaranya untuk pemilihan paruh waktu di sebuah TPS di Manila, Filipina 13 Mei 2019. (REUTERS/Jay Ereno)

Ia mengatakan, pihaknya akan berkonsultasi dengan lembaga-lembaga negara lainnya, termasuk Komisi Pemilihan Umum, untuk merancang cara mengatasi jual beli suara melalui jasa pengiriman uang elektronik.

Dengan banyak jabatan penting yang dipertaruhkan, pemilu 2022 diperkirakan akan mendorong para kandidat untuk menghabiskan banyak uang, bahkan sebelum kampanye resmi dimulai.

Data bank sentral Filipina menunjukkan bahwa jumlah transfer dana menggunakan sistem pembayaran digital naik empat kali lipat menjadi 39 juta sementara nilainya naik tiga kali lipat menjadi 11,6 juta dolar pada kuartal pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut. Bank sentral memperkirakan, jumlah orang Filipina yang memanfaatkan bank, uang elektronik, atau akun transaksi digital lainnya, kemungkinan akan berlipat ganda tahun depan. [ab/uh]