Seorang kepala stasiun Yunani, Kamis (2/3) akan hadir di hadapan jaksa penuntut selagi negara itu berduka setelah tabrakan antara kereta penumpang dan kereta barang yang menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai 85 lainnya.
Tabrakan itu terjadi Selasa (28/2) malam di dekat kota Tempe, sekitar 380 kilometer arah utara dari Athena, ibu kota Yunani.
Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, Rabu (1/3) setelah mengunjungi lokasi kecelakaan bahwa tampaknya penyebabnya adalah “kesalahan manusia yang tragis.” Dia menjanjikan penyelidikan penuh.
Menteri Perhubungan Kostas Karamanlis mengundurkan diri, Rabu (1/3) sebagai bentuk tanggung jawab atas kecelakaan itu.
Karamanlis mengatakan sistem kereta api Yunani “tidak memenuhi standar abad ke-21” ketika dia mulai menjabat. “Dalam 3,5 tahun ini kami telah melakukan segala upaya untuk memperbaiki realitas ini,” katanya. “Sayangnya, upaya kami belum cukup untuk mencegah kejadian buruk seperti ini, dan ini sangat berat bagi kita semua dan saya secara pribadi.”
Dia mengatakan bahwa mengundurkan diri adalah “tanda penghormatan minimal untuk mengenang orang-orang yang meninggal secara tidak adil.”
Pemerintah mengumumkan tiga hari masa berkabung mulai Rabu, sementara di Brussel, bendera diturunkan menjadi setengah tiang di luar gedung Uni Eropa.
Kereta kargo sedang melaju ke selatan dari Thessaloniki ke Larissa dengan dua awak, sedangkan kereta lainnya, dengan sekitar 350 penumpang, menuju ke utara dari Athena ke Thessaloniki.
Yiannis Ditsas, kepala serikat pekerja kereta api Yunani, mengatakan kepada televisi Yunani bahwa kedua kereta itu saling melaju berlawanan arah pada jalur yang sama selama 12 menit sebelum bertabrakan. Sedikitnya tiga gerbong penumpang tergelincir dan terbakar.
Hingga Rabu pagi, pihak berwenang melaporkan bahwa sedikitnya 66 dari mereka yang terluka masih dirawat di rumah sakit, dengan enam di antaranya dalam perawatan intensif. [lt/ab]