Inggris mencatat jumlah kasus baru COVID-19 tertinggi hari Rabu (15/12) sejak pandemi tiba di negara tersebut pada Januari 2020 lalu. Kepala Urusan Medis Inggris Profesor Chris Whitty mengingatkan situasi ini tampaknya akan memburuk ketika varian baru Omicron memicu gelombang baru menjelang libur Natal.
“Ada beberapa hal yang kita belum tahu,” ujar Whitty. “Tetapi semua hal yang kita ketahui buruk, terutama soal kecepatan perebakannya. Omicron bergerak dalam laju yang sangat fenomenal.”
BACA JUGA: Dokter Afsel Kecam Reaksi Berlebihan terhadap Varian OmicronPernyataan ini disampaikan pada hari ketika pemerintah Inggris memberlakukan aturan-aturan baru yang memerintahkan pemakaian masker di hampir semua acara di dalam ruangan di Inggris, dan keharusan menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes virus corona yang negatif untuk memasuki klub-klub malam dan acara dengan kerumunan besar.
Whitty menggambarkan situasi saat ini sebagai dua wabah dalam satu kesempatan, di mana Inggris berjuang menghadapi perebakan Omicron yang sangat cepat dan di saat yang bersamaan negara tersebut masih berupaya mengatasi varian Delta, yang masih menimbulkan kasus baru.
Pejabat-pejabat kesehatan di Inggris memperkirakan Omicron akan menjadi varian yang dominan di seluruh Inggris dalam hitungan hari. Omicron sudah menyumbang sebagian besar kasus di London.
BACA JUGA: Inggris Hapus Larangan Perjalanan bagi 11 Negara AfrikaInggris pada Rabu (15/12) mencatat 78.610 kasus baru, atau sekitar 16 persen lebih tinggi dibanding rekor sebelumnya yang terjadi pada Januari lalu.
Meskipun para ilmuwan masih mempelajari risiko yang ditimbulkan varian Omicron yang sangat menular ini, Whitty mengatakan masyarakat harus bersiap melihat peningkatan angka kasus baru yang sangat pesat dalam beberapa minggu mendatang. [em/rs]