Kepolisian Filipina sedang menyelidiki ledakan bom maut terhadap seorang gubernur provinsi yang keluarganya menjadi korban pembantaian politik yang paling buruk di negara itu dua tahun lalu.
Gubernur Maguindanao Esmael Mangudadatu mengatakan dalam wawancara televisi hari Selasa ia yakin bahwa dirinya adalah sasaran ledakan bom terbaru, yang menewaskan dua orang dan melukai enam lainnya. Bom rakitan rumah yang dibuat dalam kelongsong peluru artileri howitzer 105 milimeter meledak dalam mobil yang diparkir ketika konvoi 7 mobil gubernur sedang lewat hari Senin.
Mangudadatu, yang naik mobil tahan peluru dalam perjalanan ke kota wisata Manguindanao untuk merayakan hari ulan-tahunnya, mengatakan ia gemetaran tetapi tidak cedera. Ledakan tersebut menewaskan satu orang yang kebetulan berada dekat ledakan dan seorang pejabat setempat yang putranya kehilangan satu kaki.
Seorang mantan gubernur provinsi di Filipina selatan itu sedang diadili di Manila bersama beberapa putranya dan puluhan anggota keluarga, yang dituduh membantai isteri Mangudadatu tahun 2009 dan beberapa anggota keluarga lainnya.
Sejumlah 57 orang dibantai, termasuk 31 orang wartawan, ketika mereka dalam perjalanan untuk mendaftarkan pencalonan Mangudadatu untuk jabatan gubernur.