Kerikil Luar-Dalam Sirkuit Mandalika Jelang MotoGP

  • Nurhadi Sucahyo

Sirkuit Mandalika akan menjadi ajang MotoGP 18-20 Maret 2022. (Foto: Kemenparekraf)

Sejumlah pekerjaan masih harus diselesaikan pemerintah sebelum gelaran MotoGP pada bulan depan. Usai uji lintasan pekan lalu, beberapa pebalap mengeluhkan kualitas aspal karena debu dan kerikil. Sementara di luar sirkuit, ada persoalan terkait tenaga kerja lokal dan permainan harga kamar penginapan.

Untuk mengatasi persoalan di dalam sirkuit, pemerintah menjanjikan pengaspalan ulang di sejumlah bagian. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memastikan proses ini akan selesai sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Dorna Sports, selaku operator MotoGP.

“Antara turn 17 dan turn 5, di situ kurang lebih jaraknya sekitar 1,3 km yang akan dilakukan pengaspalan ulang. Saya sudah inspeksi langsung alat-alat yang siap bekerja minggu ini, dan agregat yang dikirim dari Palu, juga sudah dalam perjalanan menuju Mandalika,” kata Sandi, Senin (21/2) dalam pers briefing mingguan.

Menparekraf Sandiaga Uno mengecek kondisi aspal lintasan sirkuit Mandalika, Minggu (20/2) dan menjanjikan perbaikan. (Foto: Kemenparekraf)

Sementara di luar sirkuit, salah satu kerikil yang cukup mengganggu adalah meroketnya harga kamar hotel. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengeluarkan Pergub 9/2022 pada 17 Februari untuk mengatasinya. Pergub ini mengatur usaha jasa akomodasi, khususnya terkait tarif batasatas agar tidak merugikan penonton MotoGP pada 18-20 Maret 2022.

“Karena sudah lebih dua tahun pelaku pariwisata mendapat tekanan karena pandemi. Kita akan berikan pembinaan, karena MotoGP enggak hanya tahun ini, tapi tiap tahun mudah-mudahan. Pelayanan jangan sampai kita getok, akhirnya bikin orang kapok,” tegas Sandi.

Pada Minggu (20/2), Sandi berada di Mandalika untuk mengatasi kerikil persoalan lain yang cukup mengganggu, yaitu tuntutan warga lokal terkait pekerjaan di sirkuit. Sambil berjalan di kawasan pantai, yang dia sebut sebagai meeting on the move, Sandi membuka dialog bersama organisasi pemuda setempat.

Aksi protes pemuda Pujut, menuntut pelibatan mereka di Sirkuit Mandalika. (Foto: Courtesy/Anom Putra)

“Mereka tuntutannya reasonable, sangat masuk akal. Mereka menginginkan kesempatan mendapatkan peluang kerja dan pada saat itu saya memfasilitasi komunikasi mereka, dan juga saya menjanjikan pelatihan-pelatihan kepada mereka,” tambah Sandi.

Pelatihan, ujarnya, dibutuhkan agar pada pemuda memenuhi kualifikasi dari tiap jenis pekerjaan yang ada di Sirkuit Mandalika. Jika mereka tidak mencapai klasifikasi untuk kebutuhan MotoGP tahun ini, kata Sandi, diharapkan di gelaran selanjutnya mereka sudah memiliki bekal keterampilan.

BACA JUGA: Pemerintah Proyeksikan Penonton MotoGP 2022 di Mandalika Capai 100 Ribu Orang 

Empat Tahun Tuntut Pekerjaan

Puluhan pemuda karangtaruna di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) memang sempat menggelar aksi protes pada 8 Februari 2022. Pujut adalah wilayah di mana sirkuit Mandalika berada.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya kepada VOA, mengaku mereka selama ini hanya menjadi penonton. Bukan penonton balapan, tetapi hanya penonton dari penonton balapan itu sendiri. Para pemuda melakukan aksi protes karena mereka ingin ikut merasakan manfaat keberadaan Sirkuit Mandalika.

Sandiaga Uno bertemu Ketua Karangtaruna Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya terkait akses pekerjaan bagi warga Mandalika. (Foto: Anom Putra)

“Permintaan kami sederhana. Kami tidak minta jadi direktur. Tidak jadi posisi tinggi-tinggi, posisi istimewa, tetapi yang penting pelibatan. Dan bukan semata-mata uang yang kami inginkan, tetapi pelibatan,” kata Anom Putra.

Anom Putra menyebut perjuangan mereka sudah dilakukan sejak 2017, jauh sebelum sirkuit Mandalika jadi. Dalam berbagai kesempatan, Anom Putra selalu menanyakan kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), pengelola Mandalika, terkait kualifikasi yang dibutuhkan bagi tenaga kerja di sana. Karena masih ada waktu, Anom Putra yakin para pemuda setempat bisa bersiap agar bisa memenuhi kualifikasi.

Pembalap dan kru pit meninggalkan gridline karena hujan saat World Superbike Championship di Sirkuit Mandalika. (Foto: AFP/Bay ismoyo)

Perjuangan berlanjut tahun demi tahun, tetapi informasi mengenai pekerjaan di sirkuit seolah tertutup. Bahkan pernah ada upaya merekrut marshall balapan, yang justru tidak diketahui warga setempat. Padahal, pemuda tidak berharap posisi tinggi, asal bisa bekerja.

“Walaupun jadi tukang sapu. Jadi tukang parkir adanya,” lanjut Anom Putra.

Dia juga menceritakan bagaimana sedihnya para pemuda setempat, ketika ajang World Superbike digelar beberapa bulan lalu. Ibaratnya, kata Anom Putra, kendaraan para penonton parkir di halaman rumah, tetapi mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam sirkuit.

MotoGP 2022 akan menjadi even akbar kedua bagi sirkuit Mandalika setelah WSBK akhir tahun lalu. (Foto: Kemenparekraf)

Padahal selama ini komitmen pemuda lokal untuk ikut menjaga nama baik Mandalika selalu dijaga. Komitmen itu, akan tetap mereka jaga ke depan, tetapi berharap pemerintah mendengarkan aspirasinya.

“Banyak anggota kami adalah pelaku pariwisata, dan kami akan siapkan destinasi pariwisata untuk membuat nyaman para rider maupun penonton MotoGP,” janji Anom Putra.

Anom Putra menyebut pertemuan ini sangat efektif, dan 90 persen aspirasi mereka telah ditampung menteri. Dia juga percaya, Sandi akan menjaga komitmennya.

Komunikasi Jadi Kunci

Pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi, menyebut langkah cepat Sandi untuk langsung menemui Karangtaruna Pujut, adalah langkah yang bisa dicontoh.

Orang-orang menyaksikan Kejuaraan Dunia Superbike di Sirkuit Internasional Mandalika di Kuta Mandalika, Lombok Tengah pada 21 November 2021. (Foto: AFP/Bay ismoyo)

“Bisa dicontoh oleh para pejabat, khususnya ITDC di dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan di KEK Mandalika. Menurut saya rumusnya ada tiga, yaitu KAR….komunikasi, aspirasi, dan realisasi,” kata Taufan.

Permasalah akan selalu ada, karena itu dibutuhkan koordinasi seluruh pemangku kepentingan di Mandalika untuk menanganinya dengan baik. Komunikasi menjadi salah satu kunci, termasuk merealisasikan aspirasi warga, dan tidak hanya mencatatnya saja.

Your browser doesn’t support HTML5

Kerikil Luar-Dalam Sirkuit Mandalika Jelang MotoGP

Terkait Pergub harga kamar, Taufan menilai langkah ini adalah terobosan Gubernur NTB dalam mempersempit ruang gerak “mafia pariwisata”. Kelompok semacam ini kerap menjadi biang kerok munculnya citra negatif dan kerasahan masyarakat di destinasi wisata.

“Waktunya sekarang kita saling bekerja sama dan menguatkan demi suksesnya Moto GP 2022, tidak saja demi kesejahteraan tetapi juga nama baik Indonesia di mata dunia. Ini adalah ujian nasionalisme kita dalam pariwisata,” tegasnya. [ns/ah]